Luar Negeri

Dubes AS di Afghanistan Peringatkan Pemerintah, Kelompok Militan Mulai Memburu Perempuan

Kedutaan Besar AS di Afghanistan memperingatkan pemerintah tentang kelompok miitan sedang merencanakan serangan terhadap berbagai target, khususnya

Editor: M Nur Pakar
AFP/NOORULLAH SHIRZADA
Para wanita memegang spanduk dan meneriakkan slogan-slogan dalam aksi dukungan terhadap pembicaraan damai pemerintah Afghanistan dan Taliban di Jalalabad, Afghanistan, Selasa (16/9/2020). 

Salah satu negosiator perdamaian yang ditunjuk pemerintah, Fawzia Koofi, pendukung kuat hak-hak perempuan, ditembak bulan lalu di Afghanistan.

Tetapi dia lolos dari cedera serius dan menghadiri pembukaan negosiasi akhir pekan lalu.

Taliban dengan cepat menyangkal tanggung jawab dan Khalilzad kembali memperingatkan ada bahaya mengancam.

Amerika Serikat telah mengatakan mungkin salah satu kelompok ekstremis paling berbahaya yang beroperasi di
Afghanistan adalah afiliasi ISIS.

Dengan pusat maskar timur negara itu dan bertanggung jawab atas beberapa serangan terbaru.

Afiliasi ISIS telah menyatakan perang terhadap minoritas Muslim Syiah dan telah mengklaim pujian atas serangan mengerikan yang menargetkan mereka.

Perserikatan Bangsa-Bangsa serta banyak sekutu internasional Afghanistan telah menekankan perlunya kesepakatan damai untuk melindungi hak-hak perempuan dan minoritas.

Negosiasi diperkirakan akan sulit dan berlarut-larut dan juga akan mencakup perubahan konstitusi, pelucutan senjata puluhan ribu Taliban serta milisi yang setia kepada panglima perang.

Beberapa di antaranya bersekutu dengan pemerintah.

Kemajuan bagi wanita yang dilakukan sejak 2001 merupakan hal yang penting.

Lebanon Akhiri Perbudakan Pekerja Rumah Tangga, Bisa Pulang dan Tetap Bisa Pegang Paspor

Wanita sekarang menjadi anggota parlemen, anak perempuan memiliki hak atas pendidikan, wanita bekerja dan hak mereka diabadikan dalam konstitusi.

Wanita juga terlihat di televisi, bermain olahraga dan memenangkan pameran sains.

Namun, hasilnya rapuh, dan implementasinya tidak menentu, sebagian besar tidak terlihat di daerah pedesaan di mana sebagian besar warga Afghanistan masih tinggal.

Women, Peace and Security Index 2018 menilai Afghanistan sebagai tempat terburuk kedua di dunia untuk wanita, setelah Suriah.

Hanya 16% dari angkatan kerja adalah wanita, salah satu tingkat terendah di dunia, dan setengah dari wanita  Afghanistan telah mengenyam pendidikan empat tahun atau kurang, menurut laporan tersebut.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved