Breaking News

Berita Luar Negeri

Satelitnya ‘Didekati’ Rusia dan Cina di Luar Angkasa, Amerika Resah dan Siap Melawan

Tindakan agresif tersebut dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang aktivitas Rusia dan Cina di luar angkasa.

REUTERS
Roket Long Y-4 5 March membawa satelit tanpa awak dari misi Tianwen-1 ke Mars, lepas landas dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di Wenchang, Provinsi Hainan, China, 23 Juli 2020. 

Yang terakhir ini merupakan teknologi yang dapat berdampak negatif atau merusak langsung pada satelit AS.

Ilmuwan Temukan Sperma Raksasa Membatu Diprediksi Berusia Lebih dari 100 Juta Tahun Lalu

Ungguli AS dan China Untuk Pertama Kali, Rusia Miliki Rudal Hipersonik: 5 Kali Lebih Cepat

Anggota DPRA Pantau Disnakermobduk Periksa Izin Kerja TKA Cina di PLTU 3-4 Nagan Raya

Persenjataan ruang angkasa Rusia mungkin dapat mengganggu atau menurunkan komunikasi dan navigasi AS melalui GPS, memblokir pandangan citra satelit AS atau bahkan menghancurkan satelit tertentu, menurut DIA.

Pada tanggal 23 Juli, Komando Luar Angkasa AS mengumumkan memiliki bukti bahwa Rusia telah menguji "senjata anti-satelit berbasis ruang angkasa" baru - teknologi yang menurut Kementerian Pertahanan Rusia dirancang untuk menjalankan pengujian pada peralatan antariksa sendiri.

Jenderal John Raymond, komandan Komando Luar Angkasa AS dan kepala operasi luar angkasa Angkatan Luar Angkasa AS, sebelumnya telah memperingatkan tentang kegiatan serupa.

"Ini adalah bukti lebih lanjut dari upaya berkelanjutan Rusia untuk mengembangkan dan menguji sistem berbasis ruang angkasa, dan konsisten dengan doktrin militer yang diterbitkan Kremlin untuk menggunakan senjata yang membahayakan AS dan aset sekutu di ruang angkasa," katanya dalam sebuah pernyataan pada saat itu.

Christopher Ford, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri, mengutuk uji coba Rusia itu sebagai contoh “advokasi munafik Rusia atas kontrol senjata luar angkasa, yang dengannya Moskow bertujuan untuk membatasi kemampuan Amerika Serikat."

Namun, kemudian pada bulan Juli, pejabat dari Departemen Luar Negeri, Pertahanan dan Energi serta Dewan Keamanan Nasional bertemu dengan rekan-rekan Rusia untuk diskusi panjang tentang kebijakan dan keamanan luar angkasa, dan "menyatakan minat untuk melanjutkan diskusi ini dan meningkatkan komunikasi." (ap/sak)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved