Update Corona di Aceh
Covid di Aceh Semakin Gawat, 22 Ibu Hamil Positif Terinfeksi, 1 Bayi yang Lahir pun Tertular
Covid-19 mulai menyerang ibu hamil (bumil) di Aceh. Sepanjang September ini saja, dari 4.323 total orang yang positif Covid, 22 orang di antaranya...
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Jalimin
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Covid-19 mulai menyerang ibu hamil (bumil) di Aceh. Sepanjang September ini saja, dari 4.323 total orang yang positif Covid-19, 22 orang di antaranya merupakan bumil.
Dalam kondisi yang sangat berisiko itu mereka sudah melahirkan dibantu oleh tenaga medis yang memproteksi dirinya dengan alat pelindung diri (APD) lengkap, termasuk baju hazmat.
Sebagian bumil yang positif Covid itu melahirkan spontan secara normal (pervaginam), selebihnya melahirkan melalui bedah sesar (seksio sesarea).
Informasi itu diperolah Serambinews.com dari Direktur Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT K-Spine FICS di Banda Aceh, Selasa (29/9/2020) pagi.
"Beberapa dari bumil tersebut menjalani operasi sesaria dan beberapa lainnya melahirkan spontan pervaginam di RSUDZA," sebut Dr Azharuddin.
• Sedang Tren, Akankah Janda Bolong Bernasib Sama Seperti Tanaman Hias Ini, Harga Jutaan Kini Terpuruk
• Hari Ini Sidang Lanjutan Interpelasi DPRA, Terima atau Tolak Jawaban Plt Gubernur. Kemana Ujungnya?
• VIDEO Berita Populer Mingguan: Tawaran Pinjaman Online, Indonesia Resesi, Hingga Ahok Mengamuk
Dengan perasaan miris, Azharuddin memaknai peristiwa yang masih tergolong langka untuk konteks Aceh selama pandemi itu sebagai salah satu indikator makin gawatnya laju dan eskalasi penularan Covid-19 di Aceh.
"Artinya, Aceh semakin gawat, semakin mengkhawatirkan kondisi Covid-nya. Nah, jika masyarakat masih tetap apatis, tidak menjaga protokol kesehatan dengan konsisten, maka klaster keluarga nyata adanya," ulas Azharuddin.
Azhar mengaku sulit membayangkan beban ganda yang harus dialami para bumil yang positif Covid itu. Selain hamil tua, positif Covid, harus pula dipisahkan langsung dengan bayi idamannya yang baru lahir. Ia juga tak langsung bisa dibesuk oleh suami, kerabat, dan koleganya.
"Betapa rumitnya setelah melahirkan karena harus dilakukan 'pemisahan rawatan' sementara antara si ibu dan bayinya demi menghindari tularan virus dari ibu ke bayi," kata ahli ortopedi ini.
Azharuddin berharap masyarakat jangan menyepelekan protokol kesehatan, meskipun bumilnya dengan kriteria orang tanpa gejala (OTG) atau beberapa lainnya dengan gejala ringan, tapi ini tetap saja bisa terjadi transmisi lokal yang tidak habis-habisnya.
"Sedih sekali kita melihat realitas ini. Betapa rumah sakit lebih banyak menghabiskan APD merawat ibu melahirkan dengan kasus positif Covid. Dan bagaimana pula beresikonya bayi yang mungil tertular dari ibunya," kata Azhar.
Semua itu, lanjut Azharuddin, juga sangat meguras energi medis dan paramedis dalam 'mempertemukan' ibu dan bayinya dalam beberapa jam sekali untuk disusui pascasalin.