Luar Negeri
Ingat Kasus Wanita Muslim Sedang Hamil Diinjak dan Dipukul Pria Australia? Pelaku Dihukum 3 Tahun
Elasmar saat itu hamil 38 minggu, sedang bersama teman-temannya di sebuah kafe, saat Lozina masuk dan mendekati meja mereka, meminta uang.
SERAMBINEWS.COM, SYDNEY - Serangan Islamofobia yang menimpa seorang wanita muslim yang sedang hamil kini memasuki babak baru.
Pelaku yang memukul dan menginjak wanita muslim di sebuah cafe di Sydney, Australia itu kini telah dijatuhi hukuman penjara.
Diketahui, seorang pria Australia melakukan serangan Islamofobia.
Pria itu telah meninju dan menginjak seorang wanita Muslim yang sedang hamil.
Akhirnya, pria itu dijatuhi hukuman penjara 3 tahun.
Pria bernama Stipe Lozina (44 tahun), menyerang Rana Elasmar (32 tahun), di Sydney pada November tahun 2019 lalu.
Elasmar saat itu hamil 38 minggu, sedang bersama teman-temannya di sebuah kafe, saat Lozina masuk dan mendekati meja mereka, meminta uang.
Ketika ditolak, Lozina melancarkan serangan "keji" yang dipicu oleh prasangka agama, menurut laporan yang dilansir dari BBC pada Kamis (1/10/2020).
Jaksa penuntut mengatakan dia telah berteriak, "kalian Muslim menghancurkan ibuku" sebelum membungkuk dan meninju Elasmar sampai tersungkur ke tanah.
Dia memukulnya setidaknya 14 kali dan menginjak bagian belakang kepalanya sebelum pelanggan lain berhasil menariknya.

• Denda Pelanggaran Protkes Kurang Efektif, Ini Penjelasan Kepala Sekretariat Gugus Tugas Covid-19
• Tragis, Ayah dan Anak Meninggal Kesetrum Saat Perbaiki Atap Rumah yang Bocor
Video keamanan serangan itu menimbulkan kemarahan luas di Australia.
Hukuman hakim Christopher Craigie sebelumnya menggambarkannya sebagai serangan "jahat dan tercela" dari seorang pria yang "jelas tidak baik".
" Serangan itu sangat berpotensi menyebabkan luka yang sangat serius bagi korban dan anaknya yang belum lahir," kata Craigie pada Kamis (1/10/2020).
Elasmar mengatakan kepada pengadilan pada September bahwa dia merasa menjadi sasaran karena agamanya, dan mengkhawatirkan nyawa bayinya dan kehidupannya sendiri.
"Jika tidak ada yang campur tangan, saya bisa saja terbunuh," katanya.
"Saya membuat keputusan sadar untuk menjauhkan perut saya dari pukulannya. Saya ingin melindungi bayi saya," ungkapnya.
Dia menderita luka ringan dan melahirkan seorang anak laki-laki 3 minggu setelah serangan itu.
Namun, pengadilan mendengar dia menderita trauma jangka panjang sejak itu, termasuk ketakutan berada di depan umum dan menjelaskan serangan itu kepada keempat anaknya.
"Islamofobia harus diakhiri. Kekerasan terhadap perempuan harus dihentikan," katanya bulan lalu.
Lozina menolak bantuan hukum dan mewakili dirinya sendiri di pengadilan.
Selama persidangannya, dia membuat banyak kata-kata kasar yang tidak berhubungan, menurut lapor media Australia.
Hakim mencatat bahwa pria 44 tahun tersebut telah didiagnosis menderita skizofrenia dan memiliki "perjuangan jangka panjang dengan penyakit mental".
Oleh karena alasan kesehatan mental, dia akan memenuhi syarat untuk pembebasan bersyarat pada 2022, kata hakim.
Rana Elasmar Korban Serangan Pria Sydney Angkat Bicara

Setelah menjadi korban serangan pria yang islamofobia, Rana Elasmar menjadi khawatir akan masa depan anak-anak Muslim.
Rana yang tengah hamil 38 minggu kepalanya dipukuli berulang kali dan diinjak-injak oleh seorang pria di sebuah kafe di barat Sydney, Australia, pada Rabu (20/11/19) malam.
Menurut Elasmar, dia pernah menjadi target serangan rasisme sebelumnya, namun insiden yang dialaminya tak pernah menyangkut kontak fisik.
Polisi New South Wales mengungkap bahwa pada malam itu, Elasmar yang tengah makan malam bersama teman-temannya di kafe Parramatta tiba-tiba didatangi pelaku, Stipe Lozina.
Rekaman CCTV memperlihatkan bahwa Lozina sempat berbincang sejenak dengan kelompok Muslimah tersebut sebelum kemudian mencondongkan badannya ke meja lalu memukuli wajah Elasmar.
Pria berusia 43 tahun itu tak menghentikan kekejamannya meski Elasmar sudah tersungkur di lantai.
Lozina malah semakin menjadi-jadi.
Dia kemudian menginjak-injak kepala Elasmar dan tak berhenti melakukannya hingga petugas keamanan kafe menariknya.
Menurut polisi, Lozina tak mengenal Elasmar serta teman-temannya.
Polisi menyelidiki dugaan serangan tersebut berlatar belakang rasisme.
Lozina diduga sempat melontarkan komentar tentang Muslim sebelum menganiaya ibu hamil berusia 31 tahun tersebut.
"Investigasi polisi masih dalam tahap awal, tetapi tampaknya ini benar-benar serangan acak dan tidak diprovokasi oleh apapun," kata inspektur polisi Parramatta, Lucas Sywenkyj, seperti dilansir laman ABC.
Elasmar sempat dilarikan ke Rumah Sakit Westmead setelah insiden tersebut.
Ia bersyukur hanya cedera ringan akibat serangan Lozina.
Setelah diperbolehkan keluar rumah sakit, Elasmar berbagi pesan panjang di Facebook.
Dia memberi catatan penting tentang "kurangnya kemanusiaan" di balik kasus serangan terhadap dirinya.
Dia mengungkapkan bahwa anggota komunitas Muslim familier dengan
kasus-kasus semacam itu.
"Saya terlahir dan dibesarkan di Sydney, Australia. Saya seorang Muslim," kata Elasmar.
"Saya pernah mengalami serangkaian kekerasan verbal dan ungkapan kebencian dari sesama orang Australia, tapi saya tak pernah mengira serangan fisik seperti ini bisa menimpa saya," ungkapnya.
Lozina didakwa dengan penyerangan yang menyebabkan orang lain cedera dan merana secara fisik.
Dia muncul di Pengadilan Daerah Parramatta pada Kamis untuk mengajukan pembebasan dengan jaminan yang kemudian ditolak oleh hakim.
Executive Officer Muslim Women's Association Maha Abdo mengungkapkan bahwa organisasinya telah mendatangi kediaman Elasmar untuk memberikan dukungan.
Dia juga telah berbincang dengan anggota keluarga Elasmar.
"Dia perlu melewati masa syoknya terlebih dahulu, kini dia dan seluruh anggota keluarganya masih syok," kata Abdo.
Menurut Abdo, kejadian yang menimpa Elasmar sungguh memprihatinkan.
Apalagi, Elasmar mengalami serangan di tempat yang relatif aman, di dalam kafe.
Serangan tersebut terjadi sepekan setelah dilansirnya sebuah studi yang menunjukkan bahwa perempuan berhijab sangat berisiko terkena serangan islamofobia.
"Kami para ibu, istri, anak-anak perempuan...dan kami berhak untuk merasa aman kemanapun kami pergi," kata Elasmar.
"Saya khawatir dengan lingkungan tempat anak-anak kami bertumbuh kalau masalah ini tidak diatasi," ujarnya.
Simak video ini:
• 7 Risiko Kesehatan Akibat Kurang Makan Buah dan Sayur: Berisiko Besar Terserang Penyakit Kronis
• Cukup Pakai Kulit Jeruk, Gigi Tampak Lebih Putih Seperti Habis Veneer, Begini Caranya
• Bank Indonesia Bebaskan DP Motor dan Mobil Listrik Ramah Lingkungan
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seorang Wanita Muslim Hamil Diinjak dan Ditinju di Kafe oleh Seorang Pria Islamofobia",