Berita Aceh Barat Daya
13 Mualaf di Labuhan Haji Barat Dikhitankan, Dua Pasangan akan Dinikahkan Kembali Secara Islam
Setelah mengucapkan kalimat syahadat di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dan di Masjid Baitul Fallah, Dusun Ujong...
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Jalimin
Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dan di Masjid Baitul Fallah, Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Kabupaten Aceh Selatan, sebanyak 13 mualaf dikhitankan atau sunat rasul.
Khitan menurut bahasa adalah “memotong”. Sedangkan menurut istilah khitan pada laki-laki adalah memotong kulit yang menutupi ujung kemaluan laki-laki yang disebut dengan Qulfah, agar tidak terhimpun kotoran.
Sebanyak 13 mualaf itu sekarang ini ditampung di rumah penampuangan sementara di Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat. Mereka terdiri dari 3 laki-laki, Eti Sama Gea (45), bersama dua anak laki-lakinya, Yaswan Gea (20) dan Yosafat Gea (14).
Dan, 10 perempuan terdiri dari Fatimah Telaum Banua (39) atau istri dari Eti Sama Gea, dan 7 putrinya masing-masing, Nidar Ratna Ayu Gea (18 tahun), Iren Cantika Gea (17), Muliani Gea (13), Melia Gea (11), Amila Gea (9), Mariani Gea (4) dan Imel Gea (3 tahun).
Kemudian seorang menantu yang perempuan, Agusniat (20) atau istri dari Yaswan Gea dan seorang cucu, Elsan (1 tahun) atau anak dari pasangan Yaswan Gea dan Agusniat.
Satu keluarga besar yang sudah pindah keyakinan ini berasal dari Desa Gunung Baringin, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut).
• Setelah 40 Tahun, Akhirnya Aceh Punya Perhimpunan Agronomi, Diketuai Prof Sabaruddin
• Menjadi Kapal Terbesar, KMP Aceh Hebat 1 akan Berlayar ke Aceh November & Beroperasi Januari 2021
• Tak Punya Mata Uang Sendiri, Timor Leste Malah Gunakan Dollar Amerika, Mengapa?
Kepala Desa/Keuchik Gampong Kuta Trieng, Yuhanda dihubungi Serambinews.com, Sabtu (3/10/2020) menjelaskan, pelaksanaan khitan terhadap mualaf laki-laki dan mualaf perempuan dilaksanakan di rumah penampungan sementara di Dusun Ujong Blang setempat, Jumat malam.
Proses khitan terhadap mualaf yang laki-laki dilaksanakan oleh tenaga dokter dari Puskesmas Labuhan Haji Barat. Sedangkan kitan terhadap mualaf perempuan dilakukan oleh tenaga bidan juga dari Puskesmas setempat.
Akan tetapi menurut Keuchik Gampong Kuta Trieng, kawasan perbatasan Kabupaten Aceh Selatan dengan Kabupaten Abdya, itu, hasil pemeriksaan dua laki-laki, Eti Sama Gea dan anaknya, Yaswan Gea, ternyata sudah melaksanakan khitan sebelum masuk Islam.
Kecuali satu anak laki-lakinya belum sunat rasul, Yosafat Gea (14), dia sekarang ini tercatat sebagai siswa kelas II SMPN Geronggang, Kecamatan Angkola Selatan, Tapanuli Selatan.
“Mereka mengakui kalau sunat rasul yang dilaksanakan umat Islam sangat terjaga kebersihan, makanya ayah dan anak laki-lakinya sudah bersunat sebelumnya. Jadi, kitan yang kita laksanakan terhadap ayah dan anak sederhana saja. Sedangkan satu lagi anaknya dikhitan seperti biasa,” kata Keuchik Yuhanda.
Pelaksanaan khitan terhadap para mualaf tersebut dihadiri Keuchik Gampong Kuta Trieng bersama seluruh aparatur, termasuk imam masjid dan sejumlah tokoh masyarakat.
“Sebagai rasa syukur, kami juga buat sedikit acara kenduri,” kata Pak Keuchik.
Dinikahkan Kembali
Lebih lanjut Keuchik Gampong Kuta Trieng, Yuhanda menjelaskan, dua pasangan juga akan dinikahkan kembali, yaitu pasangan Eti Sama Gea (45) dan Fatimah Telaum Banua (39) serta pasangan Yaswan Gea (20) dan Agusniat (20).
Sebab, kedua pasangan ini sebelumnya menikah secara nonmuslim, sehingga setelah bersyahadat harus dinikahkan secara hukum Agama Islam.
“Proses nikah secara Islam sedang dalam proses administrasi, diharapkan segera dapat dinikahkan,” kata Yuhanda.
Sebelumnya, Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi kepada Serambinews.com juga menjelaskan, dua pasangan mualaf itu segera dinikahkan kembali sesuai Agama Islam. “Mudah-mudahan dapat segera terlaksana,” kata Camat.
Menurut Keuchik Gampong Kuta Trieng, Yuhanda, sebelum dinikahkan kembali, dua pasangan tersebut sudah diwanti-wanti, tidak boleh tinggal (bercampur) satu kamar.
Dalam hal ini, sudah ada pihak yang mengawasi di rumah penambungan itu, yaitu Arbulan Telaum Banua (45) bersama istrinya. Dia adalah abang kandung dari Fatimah Telaum Banua sendiri.
• Tiga Kali Gagal Masuk Akpol, Pemuda Subulussalam Ini Diterima di IPDN
• Sering Dilakukan, 7 Kebiasaan Buruk di Kamar Mandi Ini Dapat Merusak Kesehatan, Apa Saja?
• Bukannya ke Dokter, Tapi di Bawa ke Dukun, Akhirnya Tangan Bocah Busuk Hingga Harus Diamputasi
Diberitakan, mualaf asal Tapanuli Selatan, Sumut, sangat bahagia sampai menangis haru setelah mengucapkan kalimat syahadat di Masjid Baitul Fallah Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan, Jumat (2/10/2020).
Saudara baru umat muslim ini terdiri dari seorang laki-laki bersama dua anak, satu menantu dan satu cucu, dengan kesadaran sendiri masuk Agama Islam.
Mereka adalah, Eti Sama Gea (45), bersama dua anak laki-laki, Yaswan Gea (20) dan Yosafat Gea (14), menantu perempuan, Agusniat Gea (20) dan satu cucu, Elsan (1 tahun).
Mualaf ini merupakan suami, anak, menantu dan cucu dari Fatimah Telaum Banua (39) yang sudah duluan masuk Islam. Fatimah bersama tujuh putrinya telah mengucapkan kalimat syahadat di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Sabtu (12/9/2020) lalu.
Fatimah, ibu 11 anak, satu diantaranya meninggal dunia memang sejak lahir beragama Islam, kemudian pindah agama saat menikah dengan Eti Sama Gea yang non-muslim.
Tujuh putri dari pasangan Fatimah Telaum Banua dan Eti Sama Gea yang sudah duluan mengucapkan kalimat syahadat.
Setelah menjadi muslimah, Fatimah bersama tujuh putrinya menempati rumah penampungan sementara di Dusun Ujong Blang, Desa Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat.
Rumah penampungan sementara itu tersedia merupakan upaya dari Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi bersama Anggota Muspika setempat.
Rumah tua yang dijadikan penampungan sementara mualaf tersebut adalah milik warga Labuhan Haji Barat, sekarang ini bekerja di Malaysia.
Rumah sebelumnya dalam kondisi kosong itu berlokasi sekitar 100 meter dari gubuk kecil ukuran 2,5 x 6 mater yang ditempati abang kandung Fatimah, Arbulan Telaum Banua.
• Nasi di Rice Cooker Cepat Kering? Ternyata Ini 4 Kesalahan yang Bikin Nasi di Rice Cooker Kering
• BP2MI Aceh Serahkan Bantuan untuk Keluarga TKI Asal Aceh Selatan yang Meninggal di Malaysia
Gubuk kecil yang tidak layak huni ini berlokasi di pinggir Jalan Nasional Blangpidie-Tapaktuan, sudah ditempati Arbulan bersama istri dan tiga anaknya sekitar 6 tahun terakhir. Dan, gubuk ini sempat digunakan menampung adiknya Fatimah bersama tujuh putrinya.
Dengan demikian satu keluarga besar beranggotakan 13 orang, terdiri dari suami, istri, sembilan anak, satu menantu dan satu cucu, resmi pindah keyakinan menjadi penganut Agama Islam.
“Masih ada satu orang lagi anak kami yang tertua (sulung) laki-laki dan sudah berkeluarga masih tinggal di Tapanuli Selatan. Juga ada rencana menyusul kami ke Aceh,” kata Eti Sama Gea kepada Serambinews.com usai acara pensyahadatan, Jumat.
Prosesi pensyahadatan dipimpin Tgk H Ahmad Ismi Lc MA, atau yang lebih dikenal Abu Madinah, Pimpinan Dayah Babun Najah Banda Aceh.
“Abu Madinah secara kebetulan ada jadwal mengajar setiap Jumat di Dayah Darussalam, kemudian diutus pihak Dayah untuk membimbing kalimat syahadat terhadap satu keluarga yang masuk Islam,” kata Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi.
Eti Sama Gea, sebagai kepala keluarga setelah mengucapkan kalimat syahadat mengaku sangat bahagia dan terharu atas perhatian sangat besar dari warga muslim setempat.
Ayah 10 putra-putri dari perkawinannya dengan Fatimah mengatakan keputusan pindah keyakinan murni atas keinginan bersama istri dan anak-anak, sama sekali tidak ada paksaan dari pihak manapun.
Karena tertarik menjadi penganut Islam, Eti Sama Gea, rela meninggalkan tempat tinggal yang sudah dihuni puluhan tahun di lokasi hutan Morsa, kawasan sangat terpencil Desa Gunung Baringin, Tapanuli Selatan, kemudian datang ke Aceh.
• Peringati HUT TNI Ke-75, Kodim 0110/Abdya Rehab Rumah Janda Miskin di Lembah Sabil
Ia bersama seluruh keluarga berencana menetap dan berbaur bersama masyarakat di Labuhan Haji Barat. “Mungkin, keputusan ini merupakan ilham bagi keluarga ku semua,” kata Eti Sama dengan terbata- bata dan berlinang airmata.
Perasaan haru dan bahagia juga dikemukakan dengan penuh haru oleh Agusniat (20) -- menantu perempuan dari Eti Sama-- didampingi suaminya, Yaswan Gea (20).
Sambil menangis haru ibu muda satu anak ini mengaku sangat bahagia setelah masuk Islam.
“Mudah-mudahan ke depannya saya terus berjuang untuk menjadi Islam. Mudah-mudahan Allah SWT bisa membuka jalan rezeki kepada kami. Kami keluarga sangat sederhana dan hidup sangat susah. Setelah ini (masuk Islam) kami terus berjuang, mudah-mudahan kami bisa bahagia untuk selamanya,” ungkap Agusniat sambil menangis haru ketika diwawancarai Serambinews.com.
Ungkapan dengan penuh haru dari ibu muda ini diaminkan oleh seluruh warga mendampinginya di Masjid Baitul Fallah, Dusun UJong Blang, Gampong Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat.
Terima Bantuan Tanah
Keputusan satu keluarga (13 orang) dari Tapanuli ini masuk Agama Islam mendapat simpati dari banyak pihak. Bantuan dari warga dan tokoh masyarakat terus mengalir.
Usai pensyahadatan secara terbuka Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi mengumumkan bahwa Azmir SH, tokoh masyarakat Blang Keujeren, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan, dan H Lahmuddin, tokoh masyarakat asal Manggeng, Abdya memberikan wakaf tanah sebagai pertapakan pembangunan rumah bagi keluarga mualaf tersebut.
Tanah sebagai lokasi pembangunan rumah yang diwakafkan oleh Azmir dan H Lahmuddin secara kebutulan pula berada di satu lokasi di Desa Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan.
Usai pensyahadatan, Baitul Mal Aceh Selatan juga memberikan bantuan kepada keluarga mualaf tersebut, termasuk bantuan berupa uang dari sejumlah warga.
Malah, ada bantuan berupa uang yang dikirim salah seorang pejabat dari Banda Aceh yang dititipkan pada seorang untuk diserahkan kepada mualaf tersebut.
Dihadiri Pejabat Pemerintah
Acara pensyahadatan anggota satu keluarga yang masuk Islam di Masjid Baitul Fallah, Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, bukan saja dihadiri dan disaksikan ratusan warga dan tokoh masyarakat Kecamatan Labuhan Haji Barat, melainkan mendapat perhatian besar dari Pemkab Aceh Selatan.
Acara ini dihadiri dan disaksikan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekdakab Aceh Selatan, Zaini Bakri, Kadis Pendidikan Dayah, Drs Farid Wadjidi, Kadis Syariat Islam, Indra Hidayat SAg MAg, Kepala Baitul Mal diwakili Firdaus, Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi bersama Anggota Muspika serta Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Labuhan Haji Barat, Said Fairus SAg.
Tentu juga hadir Keuchik Gampong Kuta Trieng, Yuhanda bersama perangkat desa serta Imam dan Pengurus Masjid Baitul Fallah Dusun Ujong Blang serta ratusan masyarakat.
• VIDEO - Monyet Dorong Dada Wanita yang Sedang Suapinnya
• Tak Punya Mata Uang Sendiri, Timor Leste Malah Gunakan Dollar Amerika, Mengapa?
Malahan, prosesi pensyahadatan juga disaksikan dua Anggota DPRK Aceh Selatan, Hasbullah dan Nanda Thahir. Tidak ketinggalan Camat Manggeng Abdya, Hamdany SE dan Imam Masjid At-Taqwa Manggeng, Said Firdus dan serta sejumlah tokoh masyarakat Manggeng.
Sekadar diketahui bahwa lokasi pensyahadatan di Desa Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan, merupakan kawasan perbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Sebelum dilakukan pensyahadatan, Abu Madinah memberikan bimbingan terhadap saudara baru umat Islam itu agar tekun mempelajari ajaran Islam sehingga mampu melaksanakan ibadah secara benar, sekaligus menjadi penganut Islam yang baik dan benar.
Sedangkan Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Zaini Bakri minta keikhlasan masyarakat dan tokoh agama setempat untuk membimbing satu keluarga yang baru menganut Islam tersebut.
Zaini Bakri pada kesempatan itu menjelaskan bahwa Baitul Mal Aceh Selatan akan memberikan biaya hidup sekitar Rp 2 juta per bulan untuk satu keluarga mualaf tersebut. Sementara bantuan modal usaha akan diupayakan dari Baitul Provinsi Aceh.(*)
• VIDEO Tiang Lampu Sekolah Bisa Bikin Kesetrum, Lihat Reaksi Wanita dan Bapak Ini Tersengat Listrik
• MA Tolak Gugutan PT Cemerlang Abadi, Wakil Ketua DPRK: Hukum Telah Berpihak Kepada Masyarakat
• Harimau Mangsa Ternak Warga di Kluet Timur, BKSDA Aceh Siagakan Petugas