Prajurit TNI Harus Humanis dan Persuasif
BIASANYA, saban tahun Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Kodam IM) menggelar sejumlah rangkaian acara
Bagaimana kesan bertugas di Aceh selama hampir 6 bulan ini?
Alhamdulillah begitu dapat amanah sebagai Pangdam IM sesuai surat pada 31 Maret 2020 dan saya serah terima jabatan pada 21 April 2020 lalu, datang ke sini tanggal 23 April 2020. Itu bertepatan besoknya bulan puasa dan tidak ada penerbangan. Suasana covid sudah muncul saat itu.
Di Aceh saya sangat terkesan, saya diterima dengan senang hati oleh masyarakat di sini, sangat welcome oleh pejabat dan unsur Forkopimda, dan masyarakat sini dengan khasnya sebagai Serambi Mekkah. Pada saat terawih pertama saya di sini, rasanya syahdu sekali.
Sebelum di Aceh, paling berkesan di mana?
Semua penugasan saya ini hampir bisa dikatakan punya kesan masing-masing. Saya pertama dinas di jajaran Kostrad selama 10 tahun. Setelah itu pernah di lembaga pendidikan, pernah di mabes, pernah di kodam-kodam berbeda, Bukit Barisan, Udayana, Sriwijaya, hingga sekarang ke Kodam Iskanda Muda. Semuanya punya kesan masing-masing tentunnya.
Bagaimana Panglima melihat kondisi keamanan Aceh saat ini?
Secara umum di tiap wilayah itu punya karakteristik masing-masing, terlebih di wilayah Provinsi Aceh yang kita tahu pernah terjadi konflik. Namun kalau kita lihat dari waktu ke waktu hingga terwujudnya damai, Alhamdulillah Aceh semakin kondusif. Namun kita tahu masih ada eks kombatan, tapi eksisnya tidak ada lagi. Hal-hal demikian masih terasa nuansanya di luar, walaupun tidak berdampak apa-apa sebenarnya, kita aman-aman saja.
Saat peringatan 15 tahun damai Aceh sempat terjadi kisruh, apa tanggapan Panglima?
Memang namanya situasi di wilayah punya karakterisitk masing-masing. Setiap potensi itu memang bisa muncul, apalagi kita pernah punya case, pernah terjadi dinamika konflik. Saat tanggal 15 Agustus (peringatan damai) sebenarnya kegiatan itu sudah kita antisiapsi dan kita siapkan dengan baik dalam rangka kita meriahkan hari damai. Tahapan yang sudah kita siapkan, termasuk para tokoh sudah sepakat kita laksanakan kegiatan itu bersama. Namun kita sadari, keinginan dari sekelompok masyarakat mau mengibarkan bendera. Kita tahu dalam kesepakatan MoU ada beberapa yang belum tuntas, belum terealiasi semuanya. Namun tahapan dari poin-poin itu sudah dilaksanakan sesuai dengan porsi masing-masing, walau memang belum tuntas.
Pak Wali Nanggroe juga menyampaikan kepada kita ada beberapa poin yang dianggap belum bisa teraliasi secara nyata, salah satunya pemahaman tentang lambang-lmbang itu. Saya sebagai Pangdam, sebenarnya hanya melaksanakan tugas, mengawal proses itu agar seusai regulasi yang ada.(*)
