Luar Negeri
Taiwan Tambah Anggaran Militer Capai Rp 18 Triliun, Tapi Belum Cukup untuk Lawan Serangan China
Penambahan belanja pertahanan Taiwan meningkat pesat hingga 1,25 miliar dollar AS (Rp 18 triliun), namun dinilai masih kurang tangguh untuk menghadapi
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON DC – Penambahan belanja pertahanan Taiwan meningkat pesat hingga 1,25 miliar dollar AS (Rp 18 triliun), namun dinilai masih kurang tangguh untuk menghadapi ancaman dari China.
Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat senior Amerika Serikat sebagaimana dilansir dari Reuters, Rabu (7/10/2020).
Pada Agustus, kabinet Taiwan mengusulkan anggaran senilai 15,24 miliar dollar AS (Rp 224 triliun) untuk kebutuhan militer tahun depan.
Usulan tersebut meningkat dibandingkan anggaran tahun lalu yakni senilai 13,99 miliar dollar AS (Rp 206 triliun) untuk kebutuhan militer tahun ini.
Usulan tersebut merupakan tanggapan karena China semakin meningkatkan aktivitas militernya di dekat Taiwan.
China menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya yang memisahkan diri.
Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa mungkin suatu hari Beijing akan merebut pulau tersebut dengan paksa.
Asisten menteri pertahanan AS untuk Asia Timur, David Helvey, mengatakan bahwa tindakan militer China adalah ujian bagi kemampuan dan kesiapan Taiwan untuk menanggapi “paksaan”.
Dia mengatakan hak tersebut dalam konferensi industri pertahanan yang diselenggarakan oleh Dewan Bisnis AS-Taiwan secara online.
Dia menambahkan di samping aksi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China yang berbahaya, PLA memang tidak terkalahkan.
“Taiwan bisa, melalui investasi yang cerdas, mengirimkan sinyal yang jelas kepada Beijing bahwa rakyat Taiwan dan tentaranya benar-benar berkomitmen mempertahankan Taiwan,” kata Helvey.
Dia mengomentari bahwa peningkatan anggaran belanja militer Taiwan sudah berada pada jalur yang tepat.
“Namun tidak cukup untuk memastikan bahwa Taiwan dapat memanfaatkan geografi, teknologi canggih, tenaga kerja, dan populasi patriotiknya untuk menyalurkan keunggulan inheren Taiwan yang diperlukan untuk pertahanan yang tangguh,” sambung Helvey.
Dia menambahkan Taiwan harus terus menyeimbangkan investasi pertahanannya melalui pengembangan dalam negeri dan pembelian dari luar negeri.
Di sisi lain, Taiwan juga harus menghindari investasi yang berlebihan dalam sektor yang tidak mengembalikan return yang baik untuk sumber daya yang terbatas.