Kupi Beungoh
Mushaf Al-Quran Tulisan Tangan dari Aceh yang Mendunia
penulisan Mushaf Al-Qur'an yang menjadi mahkota di museum- museum Islam terkemuka di dunia terutama di jazirah Saudi Arabia
Oleh: Tarmizi Abdul Hamid
Aceh telah membuktikan diri sebagai bangsa yang bukan cilet cilet dari bidang apapun, kenyataan ini telah ditunjukkan oleh indatu-Nya dimasa-masa kejayaannya pada era Kerajaan Aceh masa silam
Urusan tulis menulis di Asia Tenggara pada masa lalu, Aceh empunya, dimana hal ini masih banyak kita jumpai bukti otentik sekarang ini banyaknya naskah kuno (manuskript) salah satu Mushaf Al Qur'an dan batu Nisan yang dituliskan dengan tangan oleh cendikiawan masa gemilang tersebut.
Aceh, dalam historinya terkenal sebagai sebuah sentral kebudayaan dan pemilik peradaban islam terkemuka, tidak sedikit melahirkan ulama-ulama dari negeri ini yang namanya melambung tinggi kesentero dunia hingga saat ini, dimana karyanya telah menghasilkan beragam karya dalam budaya tulis menulis.
Buah pena mereka memperoleh apresiasi yang lambung diberbagai Negara di dunia walau telah berabad abad lamanya, ternyata leluhur intelektual Islam Aceh ini masih juga dkenang sepanjang masa.
Sambil duduk santai pada hari-hari yang masih diancam dengan wabah covid-19 di negeri Aceh yang kita cintai ini.
Saya mencoba menulis apa yang saya ingat dan ketahui pada bainah indatu ini, akan kita coba bahas bidang yang paling menonjol yang lirikan dari pada para pakar sejarah dunia.
Yaitu perihal penulisan Mushaf Al-Qur'an yang menjadi mahkota di museum- museum Islam terkemuka di dunia terutama di jazirah Saudi Arabia.
Sepanjang perjalanan napak tilas penelusuran peninggalan sejarah Aceh ini, telah saya lalui hingga ke Museum khusus Al-Qur'an di Madinah Saudi Arabia.
Karya pena Sufi Aceh mempunyai kekhasan tersendiri terutama pada sisi seni ukir dan gaya penulisan pada Al-Qur'an asal Aceh dibandingkan dengan mushaf-mushaf Al-Qur'an peninggalan negara lain yang dipamerkan dalam ruang khusus dan ketat dengan security-nya.
Mushaf Aceh mendapat kekaguman dengan gaya ukir taloe meuputa (tali rajutan) dan corak ragam hias flora.
• KNPI Aceh Besar Sumbang Rp 10 Juta untuk Tiket Santri Miskin Kuliah ke Sudan
Amatan dari saya sendiri memang sangat mencengangkan para Syekh-syekh di Kota Nabi Muhammad SAW yang khusus kepakaran dalam tradisi tulis menulis kalam Allah ini di Saudi Arabia.
Aceh memang tidak diragukan lagi oleh para pakar keilmuan islam di dunia, dimana semenjak abad ke 13 proses awal penulisan Mushaf Al-Qur'an dimulai dari Negeri Pasee (Aceh Utara sekarang) dan tradisi itupun menjadi puncak islamisasi keseluruh kerajaan-kerajaan kecil di Aceh.
Tradisi kental ini bukan hanya kepada Mushaf Al-Qur'an saja, akan tetapi seluruh bidang aspek keilmuan baik isi kandungan Al-Qur'an ditafsirkan ke dalam kitab yang lain, maupun penulisan naskah-naskah agama lainnya.
Walaupun para intelektual kita sekarang yang tersebar disemua perguruan Tinggi di Aceh telah mengetahui hal ini dari semua referensi dari pakar sejarah tentang Aceh.