Kupi Beungoh
Mushaf Al-Quran Tulisan Tangan dari Aceh yang Mendunia
penulisan Mushaf Al-Qur'an yang menjadi mahkota di museum- museum Islam terkemuka di dunia terutama di jazirah Saudi Arabia
Maka tidak salah kalau saya katakan ini, hanya mengingatkan kita kembali, bahwa Aceh menyimpan juga para pakar-pakar penulis handal dari leluhur Aceh pada masa-masa silam.
• Kadispora Aceh dan Mapesa Tata Kompleks Makam Para Petinggi Kerajaan Aceh Darussalam
Aceh telah membuktikan diri sebagai bangsa yang bukan cilet cilet dari bidang apapun, telah ditunjukkan di masa-masa kejayaannya pada era Kerajaannya.
Urusan tulis menulis di Asia Tenggara pada masa lalu, Aceh empunya, dimana hal ini masih banyak kita jumpai bukti otentik sekarang ini.
Banyaknya naskah kuno (manuskrip) salah satu Mushaf Al Qur'an dan batu Nisan yang dituliskan dengan tangan oleh cendikiawan masa gemilang tersebut.
Berdasarkan peninggalan yang dijadikan oleh Pemerintah sebagai cagar budaya tersebut maka Aceh dapat memastikan diri bahwa indatunya orang-orang yang sangat Sufi dan mencintai keilmuan dibidang apapun.

Penyalinan kembali Mushaf Al-Qur'an pada masa itu adalah sebagai kebutuhan keilmuan islam yang sangat mendasar di Negeri Aceh.
Disamping juga sebagai kewajiban dan hobi tulis menulis juga sebagai alat media penyebaran ke negeri lain sebagai syiar Islam yang membahana yang secara besar besaran.
Aksi ini dilakukan oleh para kaum pakar terutama ulama-ulama yang telah dipilih oleh orang-orang Kerajaan Islam di Aceh Dar' Salam.
• Soal Penolakan UU Cipta Kerja di Sejumlah Wilayah Indonesia, Ini Tanggapan Buya Yahya
Pada tradisi penyalinan Mushaf Al-Qur'an Aceh ini dapat ditandai di Mushaf dimana ciri status yang terhias dengan berbagai macam ragam hias dan motif-motif ukiran yang sangat indah (iluminasi) ini bertanda bahwa mushaf tersebut adalah order (pesanan) dari Istana.
Sedangkan mushaf Al-Qur'an yang tidak ada ragam hias, dan juga ukuran yang berbeda juga, ini disebarkan ke masyarakat Islam dan Zawiyah (Dayah).
Mushaf Al-Qur'an Aceh ini merupakan warisan karya tulisan tangan (manuskrip) yang sangat indah dan lengkap.
Pada bahagian awal, tengah dan terakhir memiliki ragam hias (iluminasi) penuh di kedua halamannya.
Iluminasi disetiap bahagian tersebut memiliki corak yang berbeda, walaupun masih menunjukkan karakteristik bentuk dan warna khas ke Acehan.
Yaitu memiliki mahkota, tameh puntong dan taloe meuputa, serta warna yang ditonjolkan mendominasi hitam, merah dan kuning, sebagai warna lambang Kerajaan Aceh Darussalam.
Menurut peneliti Dunia, Mushaf Al-Qur'an Aceh, memiliki gaya khas tersendiri yang cukup indah, dimana ketika di identifikasikan dengan jelas pola dasar, motif hiasan, dan pewarnaannya.
• Najiskah Ikan Asin tak Dibersihkan Kotoran Perutnya? Bolehkah Dimakan? Ini Jawaban UAS