Mengapa Indonesia Bergantung Impor BBM dari Singapura, Padahal Ladang Minyaknya Saja tak Ada

Mengapa Indonesia Bergantung Impor BBM dari Singapura, Padahal Ladang Minyaknya Saja tak Ada. Padahal Indonesia punya ladang minyak

Editor: Muhammad Hadi
AFP/File/Roslan RAHMAN
Kapal tanker minyak berlabuh di lepas pantai barat Singapura, tempat taipan OK Lim membangun kerajaan minyaknya sejak 1965 

Selanjutnya, mengurangi waktu tunggu selama pengadaan stok dan meningkatkan fleksibilitas penggunaan stok.

“Pada dasarnya selama ini impor BBM kita memang masih dari Singapura, sehingga akan kami jalin kerja sama yang tentunya menguntungkan dari segi efisiensi distribusi,” kata Mulyono.

Keberhasilan Singapura

Singapura sendiri meski sama sekali tak memiliki ladang minyak, selama puluhan tahun menjadi salah satu produsen minyak terbesar dunia karena memiliki banyak kilang minyak.

Baca juga: Kapolri Rotasi 229 Perwira Polisi, Berikut Isi Surat Telegram

Stok cadangan BBM yang dimiliki juga terbilang sangat besar.

Letak Singapura yang strategis dan kemudahan berinvestasi dan perizinan juga jadi alasan banyak perusahaan minyak multinasional menempatkan kilang minyak miliknya di negara tersebut.

Mengutip data yang dirilis lembaga informasi energi milik pemerintah Amerika Serikat (AS), Energy Information Administration (IEA), kapasitas kilang minyak di Singapura mencapai 1,4 juta barel per hari.

Dengan kapasitas sebesar itu, Singapura mampu mengolah minyak bumi yang diimpor dari Asia Tenggara dan Timur Tengah.

Bandingkan dengan Indonesia yang populasi penduduknya sekitar 260 juta dengan konsumsi BBM 1,4 juta barel per hari.

Baca juga: Viral Wanita tak Pernah Pacaran Dilamar Pria Hingga Menikah, Netizen Mengaku Iri Melihatnya

Tapi kapasitas pengolahan minyak di kilang Pertamina hanya sekitar 1,1 juta barel per hari.

Ini pula yang menyebabkan impor minyak sangat membebani neraca perdagangan Indonesia.

Singapura juga tercatat sebagai negara pengekspor minyak terbesar ketiga di dunia.

Sebagian besar ekpsor minyak tersebut dikirim ke Indonesia, Malaysia, dan China.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, saat rapat dengan Komisi VII DPR, memaparkan kondisi kilang di Indonesia sudah sangat terbatas.

"Kondisi hari ini, jenis crude (minyak mentah) yang bisa diolah di kilang kita sangat-sangat terbatas jumlahnya," ujar Nicke.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved