Internasional

Gencata Senjata Tak Bertahan Lama, Azerbaijan dan Armenia Kembali Saling Gempur

Gencatan senjata kedua Armenia dan Azerbaijan pada Minggu (18/10/2020) hanya bertahan beberapa jam.

Editor: M Nur Pakar
AFP/ARIS MESSINIS
Seorang ibu menangis histeris di atas peti mati putranya di Stepanakert, wilayah Nagorno-Karabakh pada Sabtu (17/10/2020). 

Turki secara terbuka mendukung Azerbaijan yang kaya minyak dalam konflik tersebut dan berjanji akan membantunya merebut kembali wilayahnya.

Rusia, yang memiliki pakta keamanan dengan Armenia tetapi telah memupuk hubungan hangat dengan Azerbaijan, menjadi tuan rumah bagi para diplomat top dari kedua negara pekan lalu selama lebih dari 10 jam.

Pembicaraan diakhiri dengan perjanjian gencatan senjata awal.

Baca juga: Reruntuhan Direklamasi, Azerbaijan Memamerkan Penaklukan Karabakh

Tapi kesepakatan itu berantakan segera setelah gencatan senjata berlaku Sabtu lalu, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan.

Perjanjian gencatan senjata baru diumumkan seminggu kemudian pada hari Sabtu, menyusul seruan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dengan mitranya dari Armenia dan Azerbaijan, di mana ia sangat mendesak mereka untuk mematuhi kesepakatan Moskow.

Tetapi beberapa jam setelah gencatan senjata berlaku tengah malam, kedua belah pihak mulai saling menuduh melanggar kesepakatan.

Kemudian pada Minggu, Armenia dan Azerbaijan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap gencatan senjata dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian luar negeri mereka, dan saling menyalahkan atas pelanggaran tersebut.

"Azerbaijan berhak mengambil tindakan balasan untuk melindungi warga sipil dan posisinya," kata Kementerian Luar Negeri negara itu.

"Yerevan akan terus melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk memaksakan perdamaian di Azerbaijan dan membentuk gencatan senjata yang tepat dan efektif," kata Kementerian Luar Negeri Armenia.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved