Berita Banda Aceh
Hasil Riset, Banyak Tanaman di Kawasan Leuser Miliki Kandungan Obat yang Besar
Hasil penelitian atau riset mengungkapkan bahwa banyak tanaman di kawasan ekosistem Leuser memiliki potensi kandungan obat yang besar dan telah...
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Jalimin
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Hasil penelitian atau riset mengungkapkan bahwa banyak tanaman di kawasan ekosistem Leuser memiliki potensi kandungan obat yang besar dan telah teruji digunakan sebagai obat secara tradisional selama puluhan tahun di Aceh.
Hal ini terungkap dalam webinar nasional dengan tema ‘Riset Hulu dan Hilir Pengembangan Biofarmaka dari Biodiversity Ekosistem Leuser’, Sabtu (17/10/2020). Kegiatan itu dilaksanakan oleh Jurusan Kimia FMIPA Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).
Ketua Panitia Webinar, Elly Sufriadi menyampaikan kegiatan yang dibuka Wakil Rektor Bidang Akademik Unsyiah, Prof Dr Marwan menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri yang berlangsung secara online.
“Kegiatan ini bertujuan untuk merancang peta jalan untuk penelitian tanaman obat yang berasal dari ekosistem Leuser,” kata Elly kepada Serambinews.com, Minggu (18/10/2020).
Adapun para materi yaitu Muamar Vebry (Programme Manager for Climate Change Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei), Safuadi ST MSc PhD (Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Aceh), Dr Ir Ema Alemina MP (Kabid Litbang Bappeda Aceh), Prof Dr Taifo Mahmud MSc (Professor and Faculty Member di Oregon State University, USA).
Baca juga: Utang 421 Juta Dolar AS, Donald Trump Menyebutnya Seperti Sebiji Kacang
Baca juga: Warung Terbakar, 2 Korban Meninggal Berpelukan, Keluarga Histeris Lihat Kondisi Jenazah
Baca juga: Panglima KPA se-Aceh Bersama Eks Tripoli Berkumpul di Aceh Utara, Dilarang Bawa Masuk HP
Lalu, Prof Yana Maolana Syah MS PhD (Guru Besar Kimia Organik Institut Teknologi Bandung), Prof Dr Khalijah Awang (Professor di Department of Chemistry, Faculty of Science, University of Malaya), Prof Dr Irmanida Batubara SSi MSi (Guru Besar Kimia Analitik di Institut Pertanian Bogor).
Kemudian Prof Dr Mustanir MSc (Guru Besar Kimia Organik Jurusan Kimia FMIPA Unsyiah), dan Dr Teuku Mohamad Iqbalsyah SSi MSc (Peneliti Biomolekuler Jurusan Kimia sekaligus Dekan FMIPA Unsyiah).
Elly Sufiadi menyatakan, secara umum seluruh pemateri mengungkapkan bahwa pemanfaatan ekosistem Leuser sebagai sumber bahan baku obat-obatan merupakan sebuah keharusan, karena diperkirakan keunikan dari ekosistem Leuser ini berpotensi menghasilkan bahan baku obat yang belum pernah ditemukan di dunia.
“Para pakar ini merekomendasikan untuk segera ditindaklanjuti dengan pembentukan tim periset yang handal dan fokus bekerja dalam jangka panjang dalam rangka mewujudkan kemandirian bahan baku obat Indonesia,” kata Elly.
Ia mengungkapkan, penelitian terhadap 158 spesies yang hidup di dalam ekosistem Leuser berhasil menunjukkkan bahwa ekosistem Leuser memiliki potensi kandungan obat yang sangat besar dan telah teruji digunakan sebagai obat secara tradisional selama puluhan tahun di Aceh.
“Hasil riset ini sayangnya belum ditindaklanjuti secara serius oleh pemerintah untuk pemanfaatan bahan obat. Karena di sisi lain, Indonesia sangat terbeban dengan kebutuhan impor bahan baku obat-obatan untuk kebutuhan Indonesia,” ungkap dia.
Baca juga: Viral Boneka di Tengah Jalan pada Malam Hari, Disebut Persugihan Untuk Mencari Tumbal
Data BPS mengungkapkan, lanjutnya, ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan baku obat mencapai 90 persen dari seluruh kebutuhan bahan baku. Padahal, potensi pengembangan bahan baku obat ini menjadi sangat penting dilakukan oleh pemerintah.
“Melihat hal ini sebagai tantangan sekaligus peluang yang harus segera dimanfaatkan khususnya dalam riset-riset baik hulu maupun hilir terhadap pemanfaatan biodivesitas ekosistem Leuser menuju kemandirian bahan baku obat Indonesia,” ujar Elly lagi.
Ekosistem Leuser, kata Elly, merupakan salah satu kekayaan alam terbesar Indonesia dengan keanekaragaman hayatinya yang masih tersisa. Diperkirakan hampir ratusan ribu spesies tanaman yang baik yang sudah dikenal maupun belum dikenal terdapat di dalamnya.
Ekosistem Leuser terhampar di wilayah Provinsi Aceh dan sebagian Sumatera Utara, yang menjadi bagian dari pulau Sumatera di Indonesia. Ekosistem yang megah dan kuno ini terdiri dari 2,6 juta hektar hutan hujan dataran rendah, rawa gambut, pegunungan dan hutan pantai serta padang rumput pegunungan.
Secara global Leuser diakui sebagai salah satu hamparan hutan hujan tropis terkaya yang tidak ditemukan di mana pun di Asia Tenggara. Selain itu ekosistem Leuser juga merupakan salah satu penyerap karbon terbesar di Asia.
Berdasarkan hasil riset yang berjudul Economic valuation of the Leuser National Park on Sumatra, Indonesia, total economic value yang dihasilkan dari Ekosistem Leuser mencapai 9 milliar US dollar atau setara dengan 137,75 triliun rupiah per tahun apabila dimanfaatkan tanpa terjadi peningkatan nilai tambah, apalagi bila dilakukan peningkatan nilai tambah.
Sementara Ketua DPRA, H Dahlan Jamaluddin SIP secara khusus menyatakan menyambut baik dan sangat mendukung upaya yang dilakukan untuk memulai riset tersebut.(*)
Baca juga: VIDEO Mayat Pembunuh Rangga Divisum dan Dikembalikan ke Rumah Keluarga
Baca juga: Per 18 Oktober 2020, Bertambah Enam Warga Lhokseumawe yang Suspek Covid-19
Baca juga: Moeldoko Ungkap Pemerintah Sedang Siapkan Peraturan Turunan UU Cipta Kerja: Ada 35 PP dan 5 Perpres