Berita Banda Aceh

Pemerintah Aceh Serahkan Rumah Layak Huni di Pidie, Pidie Jaya dan Bireuen, Diwarnai Rasa Haru

Puluhan tahun tinggal di rumah tak layak huni, para keluarga kalangan kurang mampu ini akhirnya bisa merasakan tinggal di rumah yang layak

Penulis: Subur Dani | Editor: Nur Nihayati
For Serambinews.com
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Aceh, T. Mirzuan, didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto menyerahkan rumah layak huni kepada Fatimah, di Gampong Keupula, Padang Tiji, Pidie, Rabu (21/10/2020). 

Puluhan tahun tinggal di rumah tak layak huni, para keluarga kalangan kurang mampu ini akhirnya bisa merasakan tinggal di rumah yang layak

Laporan Subur Dani | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pemerintah Aceh, melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Aceh, Rabu (21/10/2020) menyerahkan bantuan rumah layak huni di Pidie, Pidie Jaya, hingga Bireuen.

Hampir semua penerima manfaat rumah layak huni ini mengaku cukup senang dan berterima kasih kepada Pemerintah Aceh atas pemberian rumah layak huni ini.

Puluhan tahun tinggal di rumah tak layak huni, para keluarga kalangan kurang mampu ini akhirnya bisa merasakan tinggal di rumah yang layak.

Mereka bersyukur, berterimakasih kepada Pemerintah Aceh.

Baca juga: TMMD Resmi Ditutup, Terhubung Jalan dan Jembatan di Pedalaman Pidie, Ini Kata Kasdam IM

Baca juga: Polresta Bongkar Kelompok Pencuri Sepmor, Ini Modus Operandi dan Peringatan Bagi Pemilik Kendaraan

Baca juga: VIDEO Terciduk Polisi, Komandan Jaga Lapas Blangkejeren Beli Sabu-Sabu dari Tahanan

Adalah Fatimah (52), warga Gampong Keupula, Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie.

Ia adalah salah satu dari empat ribu lebih masyarakat Aceh yang tahun ini berhak mendapatkan rumah layak huni yang dibangun pemerintah melalui Dinas Perkim Aceh.

Janda yang sehari-hari berjualan sayur mayur di Peunayong Banda Aceh itu mengucap syukur tiada henti. "Terima kasih pak gubernur.

Alhamdulillah saya mendapatkan bantuan rumah," kata dia dengan bola matanya sembab menahan haru.

Fatimah ditinggal suaminya yang meninggal dunia pada tahun 2012 lalu.

Rumahnya semula adalah rumah yang bersekat dinding rumbia.

Tiga anaknya sudah menikah, di rumah itulah mereka tinggal bersama sampai kemudian dua anaknya ikut suami ke Banda Aceh dan Aceh Besar.

"Di rumah itu (rumah lama) semua kami tinggal. Semuanya empat keluarga," kata Fatimah. Berbilang tahun Pemerintah Gampong Keupula kemudian membantu merehab rumah Fatimah.

Dinding pelepah rumbia diganti dengan triplek.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved