MUI Kecam Macron
Pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, berbuntut panjang. Di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) langsung memberikan reaksi terhadap
Penyiar Al-Jazeera lainnya, Ghada Owais, yang juga beragama Kristen mere-tweet cuitan Chahda. "Saya menolak untuk menyakiti perasaan Muslim atau untuk menggeneralisasi terorisme dan mengaitkannya dengan Islam,” tulis Ghada.
Seorang pengguna Twitter bernama Ayman Dababneh juga mengungkapkan dukungannya terhadap umat Islam. "Siapa yang menyinggung dan tidak menghormati saudara Muslim saya, (berarti) tidak menghormati saya sebagai seorang Kristen Yordania," tulis Dababneh di akun Twitternya.
Pengguna Twitter lain, Michael Ayoub, menuliskan bahwa dia sangat membenci orang yang menghina agama orang lain atau menghina utusan-Nya. "Apa yang terjadi di Prancis adalah kemerosotan, dan ini menggarisbawahi bahwa mereka sangat jauh dari ajaran Alkitab,” tulis Ayoub.
Di Facebook, puluhan umat Kristen mengunggah kaligrafi Nabi Muhammad dengan komentar serupa yang disertai dengan pujian terhadap umat Islam. Seorang pengacara asal Mesir, Nevin Malak, juga menyerukan untuk menghormati agama lain dengan mengutip sejumlah ayat Alkitab di Twitter.
Macron sebelumnya mengatakan tidak akan melarang pencetakan karikatur Nabi Muhammad, yang sempat menimbulkan kontroversi, Kamis (22/10/2020). Menurut Macron, hal tersebut merupakan bagian dari kebebasan dalam berekspresi.
Tak ayal, pernyataan itu menimbulkan kemarahan di dunia Islam dan banyak warga negara-negara Arab. Pasalnya, gambar Nabi Muhammad merupakan sesuatu yang dilarang keras dalam Agama Islam. Selain itu, Macron juga menyebut Islam sebagai teroris, setelah adanya pemenggalan seorang guru sejarah di Paris. (tribun network/afp/anadolu/fah/kps/wly/kompas.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/mui_20171219_115924.jpg)