Luar Negeri

Tampilkan Karikatur Erdogan, Majalah Satir Prancis Charlie Hebdo Sulut Amarah Turki

Majalah satir Prancis Charlie Hebdo memajang karikatur Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di halaman depan untuk edisi terbarunya.

Editor: Faisal Zamzami
AFP/ADEM ALTAN
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (AFP/ADEM ALTAN) 

Sebelumnya, para pemimpin Eropa termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel mendukung Macron setelah Erdogan menyarankan agar Macron melakukan pemeriksaan mental.

"Itu merupakan komentar fitnah yang sama sekali tidak dapat diterima," kata juru Bicara Merkel, Steffen Seibert.

Terutama, dia menambahkan, dengan latar belakang pembunuhan mengerikan Samuel Paty beberapa hari lalu.

Untuk diketahui, Erdogan sendiri memiliki rekam jejak dalam menggunakan tindakan hukum terhadap kritikus Eropa.

Dia pernah membawa kasus komik TV Jerman Jan Boehmermann pada 2016 lalu, yang membacakan puisi dengan sengaja mencemarkan nama baiknya selalama pertunjukkan.

Aksi ini merupakan sandiwara yang dirancang untuk menggambarkan batas-batas kebebasan berbicara.

Perselisihan itu menempatkan Merkel dalam posisi canggung untuk menandatangani proses pidana terhadap komik di bawah undang-undang lese-majeste kuno yang kemudian dicabut dari kode hukum Jerman.

Erdogan Minta Warga Stop Beli Produk Perancis

Pemimpin Turki Tayyip Erdogan meminta rekan politik dan warganya untuk berhenti membeli produk Prancis, Senin (26/10/2020).

Apa yang dikatakan Erdogan merupakan sebuah ekspresi kemarahan dari negara-negara Islam atas publikasi karikatur Nabi Muhammad.

Oleh sebagian kalangan, penggunaan karikatur tersebut dianggap bentuk hujatan.

Erdogan yang punya catatan buruk dengan Macron ini mengatakan Prancis memiliki agenda anti-Islam.

"Saya menyerukan kepada semua warga negara saya di sini untuk tidak pernah membeli merek dan produk Prancis," kata Erdogan.

Seperti diketahui, Presiden Turki ini pernah membuat seruan boikot serupa di masa lalu.

Termasuk seruan untuk tidak membeli barang elektronik buatan Amerika Serikat (AS) pada 2018 yang tidak jelas kelanjutannya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved