Internasional
Arab Saudi Bakal Hadapi Tindakan Keras Joe Biden, Seusai Hubungan Nyaman Dengan Donald Trump
residen terpilih AS Joe Biden berjanji akan membuat Arab Saudi menjadi negara yang terpinggirkan atas kegagalan menegakkan hak asasi manusia (HAM).
"Semuanya tergantung pada seberapa bermusuhan pemerintahan Biden, dalam kebijakan, bukan dalam retorika, terhadap Arab Saudi mulai Januari dan seterusnya," katanya.
Pengamat Saudi menolak pidato kampanye Biden tentang kerajaan itu sebagai gertakan.
Trump juga membuat catatan permusuhan dalam kampanyenya tahun 2016 sebelum melakukan pemanasan kepada para penguasanya.
Baca juga: Joe Biden Ingin Bawa Palestina dan Israel Dalam Posisi Seimbang
Janji Biden untuk menghentikan penjualan senjata Saudi bertentangan dengan rekor masa lalunya.
Ketika dia menjadi wakil presiden, AS menawarkan tidak hanya dukungan logistik dan intelijen, tetapi juga senjata senilai lebih dari 115 miliar dolar AS.
Lebih banya dibandingkan pemerintahan AS sebelumnya, menurut data 2016 dari Security Assistance Monitor yang berbasis di AS.
Meski begitu, Arab Saudi tetap menggantungkan harapan pada Biden.
Mereka berharap dia akan menempatkan kondisi yang lebih kuat pada dukungan AS.
Pangeran Mohammed telah mengawasi tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, dengan puluhan aktivis, jurnalis, ulama, dan bahkan anggota keluarga kerajaan ditahan dalam beberapa tahun terakhir.
"Kami berharap Biden akan menjadikan pelanggaran hak asasi manusia di Arab Saudi sebagai prioritas, yang telah diabaikan oleh pemerintahan Trump," kata Walid Alhathloul.
Saudara dari aktivis Loujain Alhathloul, yang telah dipenjara selama lebih dari dua tahun dan saat ini melakukan mogok makan.
"Sudah waktunya bagi AS untuk memulihkan tatanan internasional dan membuat Pangeran Mohammed bertanggung jawab," harapnya.(*)