Berita Lhokseumawe

Waduk Pusong Lhokseumawe Tercemar Mercuri, Ini Rekomendasi DLK

"Jadi untuk mengantisipasi hal ini, sudah sepantasnya UPTD Waduk Pusong harus menggunakan IPAL, yakni untuk mengolah limbah domestik masuk ke waduk,"

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ SAIFUL BAHRI
Waduk Pusong Lhokseumawe 

"Jadi untuk mengantisipasi hal ini, sudah sepantasnya UPTD Waduk Pusong harus menggunakan IPAL, yakni untuk mengolah limbah domestik masuk ke waduk," demikian Dedi.

Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Lhokseumawe memastikan, air waduk Pusong sudah mengandung merkuri.

Kepastian ini, menyusul hasil pemeriksaan sampel air waduk di Laboratorium DLH Pidie beberapa waktu lalu.

Meskipun kandungan mercuri belum melebihi ambang batas baku mutu.

Dimana hasil pengujian, kandungan mercuri sebanyak 0,0005 miligram per liter.

Sedangkan ambang batas baku mutu, 0,002 miligram per liter.

Kepala DLH Lhokseumawe, Dedi Irfansyah, didampingi Kabid Apdal dan Wasdalnya, Linda Yani, Kamis (12/11/2020), menyebutkan, kalau pengambilan sampel air waduk untuk diuji didasari arahan dari pimpinan, yakni Walikota Lhokseumawe.

Baca juga: Bahas Calon Wabup bener Meriah, Golkar Ajak Partai Pengusung Duduk Bersama

Sedangkan pengambilan sampel air dilakukan di tiga titik waduk, pada 30 September 2020.

Selanjutnya, sampel air dikirim ke Laboratorium DLH Sigli.

"Pada 15 Oktober 2020, hasil keluar. Hasilnya, dipastikan kalau air waduk sudah tercemar mercuri, walau belum melebihi ambang batas baku mutu. Namun bila terus dibiarkan, bisa jadi, suatu saat akan melebihi ambang batas baku mutu," katanya.

Zat logam berat tersebut, dipastikan Dedi, akan sangat berbahaya bagi lingkungan.

Karena sifatnya terakumulasi dalam tubuh.

"Di waduk ada ikan. Tentunya mercuri akan terakumulasi pada ikan. Saat ikan tersebut dikosumsi manusia, maka zat tersebut juga akan terakumulasi pada manusia. Namun efeknya baru dirasakan di tubuh manusia dalam waktu lama," katanya.

Lanjut Dedi, belum lagi kalau air waduk selama ini terbuang ke laut.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved