Breaking News

Berita Banda Aceh

Perjuangan Ayah dan Ibu Jemput Rezeki Sampai Jam 12 Malam di Pasar Peunayong Banda Aceh

Dengan harapan membawa pulang rezeki untuk keluarga di rumah, para penjual di Pasar Peunayong tetap bertahan meski sejuknya malam mengerogoti tulang.

Penulis: Syamsul Azman | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HARI MAHARDIKA
Seorang ibu menunggu pembeli di Pasar Peunayong Banda Aceh sampai tertidur, Kamis (12/11/2020) malam. 

Laporan Syamsul Azman | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Perjuangan ayah dan ibu jemput rezeki sampai jam 12 malam di Pasar Peunayong Banda Aceh membuat hati terenyuh.

Dengan harapan membawa pulang rezeki untuk keluarga di rumah, mereka para penjual di Pasar Peunayong tetap bertahan meski sejuknya malam mengerogoti tulang.

Para penjual tetap bersemangat menjemput rezeki Allah yang dibawa oleh para warga kepada mereka.

Suasana jualan pagi hari jauh berbeda dengan malam, jika pagi hari sampai sore ramai pembeli, berbeda dengan malam hari, sebut penjual yang membeli hanya para pengusaha warung.

Selain itu, suasana memilukan ketika melihat orang-orang tua berjualan menunggu pembeli ketika malam hari sampai terkantuk-kantuk.

Baca juga: Sempat Pindah ke Pasar Peunayong, Pedagang Kembali Berjualan di Pasar Lamdingin, Ini Penyebabnya

Baca juga: BPBD Disinfeksi 10 Pasar, Termasuk Pasar Kartini, Pasar Peunayong, & Pasar Lamdingin, Ini Tujuannya

Baca juga: Pindah dari Pasar Al-Mahirah Lamdingin ke Peunayong, Pedagang Merasa Mendapat Keadilan

Suasana demikian bukan hal baru lagi di Pasar Peunayong.

Raut wajah para penjual yang terlihat kelelahan melihat wajah pengunjung dan memberikan senyuman terbaiknya, berharap barang yang dijajakan dibeli.

Seperti salah satu penjual di Pasar Peunayong, bernama Pak Ade (55), mengaku beberapa bulan terakhir ia mengalami penurunan pemasukan. 

Pada Serambinews.com, Kamis (12/11/2020) malam, sekitar pukul 21:30 WIB, dirinya menyebut pemasukan yang biasanya mencapai Rp 30 juta per hari menjadi Rp 4 juta perhari. 

Wajar saja, karena dirinya memiliki toko grosir dan sudah memiliki pelanggan tetap.

Namun, penurunan pemasukan juga cukup menganggunya, pemasukan dari Rp 30 juta menyusut menjadi Rp 4 juta perhari, jumlah yang sangat jauh berbeda.

"Dulu pemasukan perhari bisa mencapai Rp 30 juta perhari, namun semenjak corona ini, pemasukan hanya Rp 4 juta," terangnya ketika dijumpai di pasar Peunayong. 

Baca juga: Akhirnya Pedagang Diizinkan Berjualan Sementara di Pasar Ikan Peunayong

Ia turut menerangkan, bahwa ia berjualan dari shubuh sampai jam 12 malam, serta penjualan yang lebih banyak ketika pagi hari. 

Sedangkan ketika malam, pembelinya tidak terlalu ramai, bahkan sering sepi. 

"Ramai belanja pagi hari, karena kebutuhan rumah tangga, kalau malam hari yang membeli hanya para pengusaha warung untuk kebutuhan masak pagi harinya," ungkapnya menjelaskan keadaan. 

Pak Ade merupakan salah satu dari sekian banyak penjual di Pasar Peunayong, Banda Aceh yang mengalami imbas dari Corona.

Ketika berbicara saja, Pak Ade terdengar kurang bersemangat. 

Selain Pak Ade, banyak para penjual lainnya di lokasi Pasar Peunayong merasakan hal serupa, mengalami penurunan pemasukan.

Pak Ade salah satu penjual di Pasar Peunayong Banda Aceh sedang melamun, memikirkan dagangan yang tak kunjung laku, Kamis (12/11/2020) malam.
Pak Ade salah satu penjual di Pasar Peunayong Banda Aceh sedang melamun, memikirkan dagangan yang tak kunjung laku, Kamis (12/11/2020) malam. (SERAMBINEWS.COM/HARI MAHARDIKA)

Baca juga: Merugi Akibat tak Laku, Pedagang di Lamdingin Kembali ke Peunayong

Terlihat ibu-ibu yang sampai terkantuk-kantuk menunggu pembeli, serta ada beberapa orang lainnya hanya memandangi orang lewat dan berusaha mengambil perhatian agar barang dagangan dibeli. 

Amatan Serambinews.com pada malam hari di pasar, banyak barang yang dijajakan penjual seperti sayur dan buah-buahan layu karena lama laku. 

Baca juga: Viral Seorang Ibu Menangis Setelah Biaya Perbaikan Mobil Gratis Meski Hanya Segini

Hal demikian sebut Pak Ade merupakan sebuah kerugian yang harus diterimanya, ketika barang dagangan tidak laku. 

Berjualan barang seperti sayur-sayuran dan buah-buahan memang tidak bisa terlalu lama. 

Sebab, semakin lama barang tidak laku, maka sayuran tersebut tidak segar dan para pembeli tidak ingin membeli sayuran layu. 

Pasar Peunayong merupakan salah satu potret suasana Kota Banda Aceh yang dipenuhi oleh para kaum ayah dan ibu mengantungkan asa menghidupkan keluarga di rumah. 

Baca juga: Diduga Gasak Becak Motor Keuchik Peunayong, Pemuda Asal Aceh Barat Ditangkap Polisi

Suasana pilu dan bergejolak ketika kaki melangkah di pasar bukan perkara baru di pasar yang disebut sebagai kawasan Pecinan tersebut. 

Pasar Peunayong Banda Aceh tiap harinya disesaki para warga mencari kebutuhan rumah tangga, lalu para penjual penjadi para petangguh yang sabar menunggu pembeli dengan rela menghirup erat aroma khas pasar.  (*)

 

Baca juga: VIDEO BERITA POPULER - Pengemis Miliki Tabungan Ratusan Juta Rupiah hingga Pembunuh Minum Darah

Baca juga: BERITA POPULER - Ngamar Sama Mantan sebelum Nikah, Syukuran Hamil Selingkuhan dan Video Mirip Gisel

Baca juga: BERITA POPULER - Pengemis Punya Tabungan Rp 130 Juta hingga Terima Kasih Nova untuk Irwandi Yusuf

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved