Internasional

AS Akan Memangkas Jumlah Pasukan Menjadi 2.500 Tentara di Irak dan Afghanistan

Pemerintah AS akan memangkas jumlah pasukan di Afghanistan dan Irak ke level terendah dalam 20 tahun perang.

Editor: M Nur Pakar
(AFP / WAKIL KOHSAR)
Personel tentara AS di Afghanistan. 

Tetapi sampai penggantian Esper dengan Miller, jenderal Pentagon mengatakan Taliban tidak memenuhi janji untuk mengurangi serangan kekerasan terhadap pasukan pemerintah.

Pengurangan lebih lanjut akan mengurangi tekanan mereka untuk bernegosiasi.

Baca juga: Presiden Donald Trump Membersihkan Pentagon, Warga Amerika Serikat Mulai Khawatir

Pengumuman itu muncul atas keberatan sekutu dan politisi senior AS yang khawatir bahwa pengurangan itu akan membuat pemerintah Afghanistan dan Irak rentan terhadap kelompok ekstremis.

"Afghanistan berisiko menjadi sekali lagi platform bagi teroris internasional untuk merencanakan dan mengatur serangan di tanah air kami," kata kepala NATO Jens Stoltenberg Selasa (17/11/2020).

"Dan ISIS (kelompok Negara Islam) dapat membangun kembali di Afghanistan kekhalifahan teror yang hilang di Suriah dan Irak," katanya.

Pada Senin (16/11/2020), Pemimpin Mayoritas Senat AS Mitch McConnell memperingatkan pemotongan Afghanistan dapat menyebabkan bencana seperti penarikan AS dari Vietnam Selatan.

Bahkan, akan menjadi kemenangan propaganda bagi ekstremis Islam.

"Konsekuensi dari keluarnya AS terlalu dini kemungkinan akan lebih buruk daripada penarikan Presiden Obama dari Irak pada tahun 2011, yang memicu kebangkitan ISIS dan babak baru terorisme global," kata McConnell di lantai Senat.

"Ini akan mengingatkan kita pada kepergian Amerika yang memalukan dari Saigon pada tahun 1975," tambahnya.

Baca juga: Joe Biden Berencana Akhiri Dukungan Amerika Serikat kepada Arab Saudi dalam Perang di Yaman

Tetapi Trump, yang kalah dalam pencalonannya kembali pada 3 November 2020 dari Demokrat Joe Biden, telah bertekad untuk memenuhi janji kampanye yang dibuat pada tahun 2016.

Dia telah berjanji untuk membawa pulang pasukan AS dan mengakhiri perang yang mahal di luar negeri.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved