Internasional

Calon Presiden Iran 2021, Peringatkan Serangan AS Dapat Memicu Perang Besar di Timur Tengah

Calon presiden (capres) Iran 2021, Hossein Dehghan mengeluarkan peringatkan keras kepada AS yang masih dibawah pimpinan Donald Trump.

Editor: M Nur Pakar
AP
Capres Iran 2021, Hossein Dehghan 

Dinas militer Dehghan berada di bawah kepresidenan, perwakilan dari kelompok-kelompok yang sebagian besar membentuk arena politik yang dikontrol ketat.

Bagian dari reformis yang berusaha perlahan-lahan mengubah teokrasi Iran dari dalam garis keras yang ingin memperkuat teokrasi dan moderat.

Mereka yang menyerukan perubahan pelarangan mencalonkan diri oleh pengawas konstitusi Iran yang kuat yang dikenal sebagai Dewan Penjaga, di bawah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Saat membahas dunia tempat Iran berada, poin Dehghan mencerminkan banyak poin Khamenei.

Baca juga: Arab Saudi Minta IAEA Terus Ekspos Aktivitas Nuklir Iran

Mantan Kepala Angkatan Udara yang mencapai pangkat brigadir jenderal mengatakan bahwa negosiasi apapun dengan Barat tidak dapat memasukkan rudal balistik Iran, yang dia gambarkan sebagai pencegah musuh Teheran.

Propaganda yang melibatkan program rudal Iran telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir ini.

Halaman depan Tehran Times berbahasa Inggris pada Rabu (18/11/2020) menunjukkan peta jangkauan rudal Iran dengan bintang merah.

Sebagai pertanda pangkalan Amerika di seluruh wilayah di bawah kata-kata "Mundur!" dicetak dengan huruf besar dan tebal.

Judul di atas memperingatkan Iran akan menanggapi setiap petualangan melankolis Trump.

"Republik Islam Iran tidak akan menegosiasikan kekuatan pertahanannya ... dengan siapa pun dalam keadaan apa pun," kata Dehghan.
"Rudal adalah simbol dari potensi besar yang ada di para ahli kami, kaum muda dan pusat industri," tambahnya.

Dehghan memperingatkan terhadap eskalasi militer Amerika di minggu-minggu terakhir Trump menjabat.

“Konflik taktis terbatas bisa berubah menjadi perang penuh,” katanya.

“Jelas, Amerika Serikat, kawasan, dan dunia tidak tahan menghadapi krisis yang begitu komprehensif," jelasnya.

Presiden terpilih Joe Biden mengatakan bersedia kembali ke kesepakatan nuklir.

Biden melihat sanksi terhadap Iran akan dicabut sebagai imbalan Teheran membatasi pengayaan uraniumnya, jika terlebih dahulu mematuhi batasannya.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved