Berita Abdya

Pemasangan Rangka Jembatan Krueng Teukueh Tuntas, Pengelola Rakit Rela Kehilangan Mata Pencarian

Selesainya pemasangan rangka baja sepanjang 60 meter itu disambut gembira masyarakat Abdya yang sudah bertahun-tahun menggunakan rakit penyeberangan.

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Pemasangan rangka baja jembatan Krueng Teukueh, Lama Tuha, Kuala Batee, Abdya, berhasil tersambung dari aboutment arah Blang Makmur dengan aboutment arah Lama Tuha, Minggu (22/11/2020) malam. 

Bahkan, pemasangan rangka baja yang hanya tersisa sekitar 10 meter dari panjang 60 meter tahun 2016 lalu akhirnya runtuh ke dalam sungai. Bentangan rangka baja sepanjang 50 meter ambruk setelah tiang pancang penyangga dari batang kelapa di tengah sungai ambruk bersama rangka baja jembatan diterjang banjir besar saat itu.

Pembangunan rangka baja jembatan Krueng Teukueh kali ketiga dimulai sejak Oktober 2020 lalu, banyak masyarakat memanjatkan doa, memohon bantuan Allah SWT agar berhasil. Bahkan menurut Syukur, sejumlah warga bernazar untuk keberhasilan pemasangan rangka jembatan tersebut.

“Melihat rangka baja jembatan sudah berhasil menyentuh dua sisi kepala jembatan sekarang banyak warga segera melepas nazar yang sudah diikarkan. seperti membantu material pembangunan  rumah ibadah dan memberi sedekah kepada anak yatim,” katanya.

Tidak kecuali Syukur sendiri juga telah bernazar, yaitu menyembelih bebek (itik) dalam acara syukuran bersama beberapa rekannya. “Insya Allah, nazar menyembelih itik segera saya tunaikan,” tambah Syukur sambil tersenyum.              

Diberitakan, impian dan penantian panjang untuk kehadiran sebuah jembatan permanen pengganti rakit penyeberangan di Krueng Teukuh, Desa Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Abdya, segera menjadi kenyataan. 

Pemasangan jembatan rangka baja sepanjang 60 meter yang dimulai sejak Oktober lalu hingga memasuki pekan ketiga November ini rampung sekitar 86 persen. Pemasangan rangka baja menyerap anggaran Rp 12, 117 miliar sumber APBA-Otsus Pemerintah Aceh tahun 2020.

“Progres pembangunan jembatan rangka baja Krueng Teukeuh sudah terealisasi sekitar 86 persen,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Abdya, Ir Much Tavip MM melalui Kabid Bina Marga, Muhibuddin ST kepada Serambinews.com, Minggu (22/11/2020).

Kontrak pekerjaan jembatan rangka baja yang ditunggu ribuan masyarakat Abdya itu  diteken 27 Agustus lalu. Pekerjaan di lapangan dilaksaanakan sejak Oktober 2020 oleh pelaksana atau penyedia pekerjaan jembatan rangka baja Krueng Teukueh, PT Multi Putra Inti, Kota Banda Aceh.

Pengerjaannya berjalan sesuai dengan target.  Pengerjaan pemasangan rangka baja jembatan tersebut  menggunakan sistem cantilever dengan rangka baja pembebanan sepanjang 40 meter.

Melalui sistem ini, pemasangan rangka baja langsung dari sisi sungai arah Drien Leukiet, Desa Blang Makmur menuju seberang kawasan Desa Lama Tuha, tanpa menggunakan tiang pancang di tengah sungai seperti pemasangan jembatan yang pernah dilakukan sebelumnya. Pemasangan seperti ini bisa dilaksanakan karena ada rangka baja pembeban.  

Rangka baja pembebanan itu akan dibuka kembali, setelah pemasangan rangka baja jembatan tersambung ke seberang sungai. Rangka baja pembeban tersebut akan digunakan sebagai material pembangunan jembatan rangka baja di lokasi lain.

Selesai pemasangan rangka baja, dilanjutkan pekerjaan pengegecoran lantai jembatan sepanjang 60 meter. Kemudian pengaspalan badan jalan sekitar dua sisi kepala jembatan

Baca juga: Plt Camat Kluet Tengah Budidayakan Ikan Air Tawar untuk Ketahanan Pangan di Aceh Selatan

Baca juga: Warga Palestina dan Suriah Didera Musim Dingin Mematikan, ACT Aceh Galang Bantuan Pangan

Baca juga: Sopir Ambulans Meninggal Setelah Antar Pasien Covid-19, Sempat Heboh di Media Sosial

Sebagai catatan, kurun waktu sekitar 12 tahun terakhir, penyeberangan di Krueng Teukueh (aliran Krueng Babahrot yang dipindahkan) mengandalkan jasa rakit dari bahan drum. Rakit ini sangat riskan digunakan, jika sewaktu-waktu aliran sungai meluap.

Beroperasi akhir tahun 2008, rakit ini mampu  menampung maksimal 18 unit sepeda motor (sepmor) dan 30 warga untuk menyeberangi aliran sungai menuju kawasan perkebunan dan areal pertanian masyarakat di kawasan Lama Tuha atau lahan Jalan 30.

Di Desa Lama Tuha, daerah terpencil di seberang sungai Krueng Teukueh, terdapat hamparan lahan terlah berkembangkan menjadi sentra pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat. Puluhan  ribu hektare tanaman kelapa sawit rakyat yang ditanam sejak 2008 sudah berproduksi. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved