Internasional

Pemimpin Pemberontak Tigray Tolak Ultimatum, Bersumpah Terus Melawan Sampai Mati

Pemimpin pemberontak Tigray Debretsion Gebremichael menolak ultimatum perdana menteri untuk menyerah pada Rabu (25/11/2020).

Editor: M Nur Pakar
BBCNews
Pemimpin pemberontak Debretsion Gebremichael, menghadiri perayaan peringatan 45 tahun peluncuran Perjuangan Bersenjata Rakyat Tigray di Mekelle, Ethiopia, pada 19 Februari 2020, 

SERAMBINEWS.COM, ADDIS ABABA - Pemimpin pemberontak Tigray Debretsion Gebremichael menolak ultimatum perdana menteri untuk menyerah pada Rabu (25/11/2020).

Dia berjanji untuk terus berjuang dalam konflik yang melanda bagian utara negara itu.

Debretsion Gebremichael membantah klaim pemerintah federal bahwa ibu kota daerah, Mekelle telah dikepung.

Ratusan orang dilaporkan tewas dan puluhan ribu lainnya melarikan diri dalam hampir tiga minggu pertempuran.

PBB telah memperingatkan hal itu dapat memicu krisis kemanusiaan.

Baca juga: PBB Minta Pemerintah Ethiopia Lindungi Warga Sipil Tigray

Perdana Menteri Abiy Ahmed pada Minggu (22/11/2020) mengumumkan batas waktu 72 jam bagi pejuang di kawasan itu untuk menyerah.

Militer juga memperingatkan 500.000 penduduk Mekelle bahwa tentara akan mengepung kota dan menyerangnya.

Tapi Debretsion, yang mengepalai Tigray People's Liberation Front (TPLF), mengatakan perdana menteri tidak mengerti siapa mereka.

"Kami adalah orang-orang yang berprinsip dan siap mati untuk membela hak kami untuk mengelola wilayah kami", katanya kepada AFP, Senin (23/11/2020).

Baca juga: PM Ethiopia Ultimatum Temannya, Pemimpin Pemberontak Tigray Segera Menyerah, Hanya 72 Jam Lagi

TPLF adalah partai politik yang dominan di Tigray dan pernah menjadi kekuatan milisi yang kuat yang memimpin perjuangan untuk menggulingkan pemerintah Ethiopia sebelumnya pada tahun 1991.

Pemimpin Tigray itu juga mengatakan, klaim pemerintah tentang Mekelle adalah untuk menutupi kebutuhan untuk berkumpul kembali setelah tentara dikalahkan di tiga front.

Sangat sulit untuk memverifikasi apa yang terjadi di wilayah tersebut karena ada pemadaman komunikasi virtual.

Pemerintah Ethiopia menuduh pasukan TPLF menghancurkan infrastruktur termasuk bandara di kota wisata kuno Aksum, lapor situs berita Fana yang berafiliasi dengan negara.

Baca juga: Panglima Militer Ethiopia Menuduh Sekjen WHO Dukung Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF)

Ditambahkan, berbagi gambar landasan pacu yang dibajak, menuduh para pejuang merusak area itu.

TPLF belum mengomentari tuduhan tersebut.

Tetapi Debretsion mengatakan kepada kantor berita Reuters pada Minggu (22/11/2020) bahwa pasukannya telah berhasil menghentikan pasukan federal yang maju.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved