Peneliti di Kamboja dan Jepang Temukan Virus Corona pada Kelelawar yang Ditangkap Tahun 2010
Diberitakan Xinhua, virus di Kamboja ditemukan pada dua ekor kelewar yang disimpan dalam freezer.
SERAMBINEWS.COM - Para peneliti telah menemukan virus corona pada kelelawar yag disimpan di lemari pendingin di Kamboja dan Jepang.
Hasil tersebut diterbitkan dalam jurnal Nature, Senin (23/11/2020).
Diberitakan Xinhua, virus di Kamboja ditemukan pada dua ekor kelewar yang disimpan dalam freezer.
Padahal kelewar itu ditangkap sepuluh tahun silam, tepatnya pada 2010.
Studi tersebut juga menunjukkan tim di Jepang menemukan virus corona lain dalam kotoran kelelawar beku.
“Virus tersebut adalah kerabat pertama SARS-CoV-2 yang ditemukan di luar China,” kata penelitian tersebut.
Baca juga: Mucikari Pasang Tarif Rp110 Juta, Masing-masing Artis dapat Rp 30 Juta untuk Layani Seorang Pria
Baca juga: Foto Jenazah Maradona Tersebar Luas di Media Sosial Picu Kemarahan Publik Argentina
Baca juga: Tak Melulu Pakai Tanah, Begini Metode Menanam Tanaman Hias Hanya Pakai Air

Penelitian ini mendukung upaya WHO untuk menyelediki asal virus corona yang mengakibatkan Pandemi Covid-19.
Tetapi penelitian masih belum mengetahui apakah virus corona baru SARS-CoV-2 ditularkan langsung dari kelelawar ke manusia atau melalui inang perantara.
"Kedua penemuan itu menarik karena mereka mengkonfirmasi bahwa virus yang terkait erat dengan SARS-CoV-2 relatif umum pada kelelawar Rhinolophus, dan bahkan pada kelelawar yang ditemukan di luar China," Alice Latinne, ahli biologi evolusi di Wildlife Conservation Society Vietnam di Hanoi, yang telah melihat beberapa analisis tim Kamboja.
Aaron Irving, seorang peneliti penyakit menular di Universitas Zhejiang di Hangzhou China, yang juga berencana untuk menguji sampel kelelawar dan mamalia lain yang disimpan, mengatakan temuan itu menunjukkan bahwa "kerabat SARS-CoV-2 lain yang belum ditemukan" dapat disimpan di freezer lab.
Baca juga: VIRAL Ingin Cepat Keluar Kelas setelah Ujian, Pelajar Ini Malah Kirim Data Aneh, Disambut Gelak Tawa
Baca juga: Pasien Covid-19 Aceh Sembuh Bertambah 64 Orang, Paling Banyak Warga Aceh Singkil
Hasil Studi: Sejauh Ini Belum Ada Mutasi yang Membuat Virus Corona Lebih Cepat Menular
Meski virus corona terus bermutasi, para ilmuwan pada Rabu, (25/11/2020, mengatakan sejauh ini belum ada mutasi, yang terdokumentasikan, yang membuat virus ini mampu menular dengan lebih cepat.
Dalam penelitian yang menggunakan dataset global genom virus dari 46.723 orang yang terkena Covid-19 di 99 negara, peneliti mengidentifikasi lebih dari 12.700 mutasi virus corona.
"Untungnya, kami tidak menemukan satu pun dari mutasi ini yang membuat Covid-19 menyebar lebih cepat," kata Lucy van Dorp, seorang guru besar di Institut Genetika di University College of London (UCL) dan salah satu pemimpin dalam studi itu, dilansir dari Reuters, (25/11/2020).
Meski demikian, dia mengatakan kewaspadaan harus tetap dijaga dan mutasi baru juga harus terus dipantau, terutama ketika vaksin Covid-19 diluncurkan.