Internasional

Seorang Pria Aborigin Kanada dan Cucunya Diborgol Polisi, Bank Curigai Saat Ingin Buka Rekening

Seorang pria aborigin Kanada bersama cucunya berusia 12 tahun ditangkap dan diborgol polisi saat akan membuka rekening bank.

Editor: M Nur Pakar
Reuters
Bank Montreal Kanada 

SERAMBINEWS.COM, MONTREAL - Seorang pria aborigin Kanada bersama cucunya berusia 12 tahun ditangkap dan diborgol polisi saat akan membuka rekening bank.

Maxwell Johnson, warga Heiltsuk Nation, mengunjungi Bank of Montreal cabang Vancouver pada Desember 2019 untuk membuka rekening untuk cucunya Tori-Anne.

Tetapi staf bank tidak percaya keduanya adalah pribumi setelah gagal memverifikasi keaslian kartu status Indian yang dikeluarkan pemerintah .

Staf juga curiga tentang besarnya setoran di rekening Johnson, yang mendorong seorang karyawan untuk menghubungi polisi.

Baca juga: KNPI dan Bank Aceh Syariah Bireuen Motivasi Milenial untuk Berwirausaha

Dalam transkrip panggilan ke polisi, yang dirilis oleh Negara Bagian Heiltsuk, staf bank menuduh keduanya melakukan penipuan.

Bahkan, menuduh keduanya telah menunjukkan identitas palsu.

Karyawan tersebut juga memberi tahu petugas operator bahwa Johnson dan cucunya adalah orang Asia Selatan.

"Sangat melelahkan untuk membuktikan siapa Anda sebagai orang asli pribumi," kata Johnson kepada Canadian Press pada Kamis (26/11/2020).

Staf bank mengungkapkan keprihatinannya setelah nomor dalam kartu status Tori-Anne tidak cocok dengan database.

Apalagi, mereka melihat setoran sebesar 30.000 dolar Kanada atau sekitar Rp 325 juta untuk rekening Johnson

Padahal Johnson telah memberi staf bank, kartu status, akta kelahiran dan kartu klien.

Ketika petugas polisi tiba, mereka memborgol Johnson dan cucunya.

Menurut laporan polisi , petugas percaya Tori-Anne berusia 16 atau 17 tahun.

Tetapi polisi langsung melepaskan borgol setelah mereka menyadari bahwa dia berusia 12 tahun.

Baca juga: Bank Indonesia Salurkan Beasiswa untuk 361 Mahasiswa di Aceh

Johnson menuduh departemen kepolisian Vancouver dan Bank of Montreal melakukan rasisme dalam pengaduan di Pengadilan Hak Asasi Manusia British Columbia dan Komisi Hak Asasi Manusia Kanada.

“Ini mempengaruhi saya,” kata Johnson.

“Ketika ini terjadi pada kami, kecemasan saya memuncak dan saya mulai konseling lagi," tambahnya.

"Ini mempengaruhi motivasi saya, proses berpikir saya, dan banyak hal lainnya,” ujarnya.

Bank dan polisi Vancouver telah meminta maaf atas insiden tersebut.

Bank telah membentuk dewan penasehat adat dan pelatihan baru untuk staf.

Polisi Vancouver mengatakan mereka sedang meninjau kebijakan saat ini.

Tetapi kedua organisasi itu menyangkal melibatkan ras.

Heiltsuk Nation, bagaimanapun mengatakan Johnson berutang keadilan.

Baca juga: Aminullah Terima Penghargaan dari Bank Indonesia

"Ini adalah kasus rasial yang jelas dan rasisme sistemik,” kata Marilyn Slett, Ketua Dewan Negara Heiltsuk, dalam sebuah pernyataan.

Dia mengatakan manajer BMO yang memutuskan bukan anggota, panggilan 911 ke polisi, hingga pemborgolan, penahanan, dan interogasi Max dan cucunya tentang bagaimana bisa berada di bank sudah jelas rasis.

"Max dan cucunya berhak mendapatkan keadilan atas rasa sakit yang disebabkan insiden ini, dan BMO serta VPD harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan hal ini tidak terulang lagi," harapnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved