Para Ilmuwan Identifikasi Ternyata Corona Sudah Menyebar Jauh Lebih Lama Sebelum Jadi Pandemi Global

Ilmuwan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menerbitkan temuan mereka dalam jurnal Clinical Infectious Diseases.

Editor: Mursal Ismail
AFP
Relawan diberikan vaksin Covid-19 Moderna mRNA-1273 Coronavirus Efficacy (COVE), di Detroit, Michigan, AS pada 5 Agustus 2020. 

Ilmuwan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menerbitkan temuan mereka dalam jurnal Clinical Infectious Diseases.

SERAMBINEWS.COM - Pertama kali para ilmuwan mendengar tentang Sars-CoV-2 setelah virus itu terdeteksi di China hampir setahun lalu.

Tetapi virus itu mungkin sudah menyebar lama sebelum dilaporkan.

Demikian diungkap sebuah studi baru.

Ilmuwan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menerbitkan temuan mereka dalam jurnal Clinical Infectious Diseases.

Secara resmi, virus itu dianggap mulai menyebar pada 31 Desember 2019, ketika otoritas kesehatan di Kota Wuhan di China mengeluarkan peringatan tentang serangkaian kasus yang terkait dengan virus yang menyerang pernapasan secara misterius.

Namun sekarang, 11 bulan kemudian, para peneliti mengidentifikasi bahwa 39 orang dari 3 negara bagian AS sudah mengembangkan antibodi virus corona 2 pekan sebelum kasus itu dilaporkan di China.

Baca juga: Dua Polisi Aktif dan Seorang Pecatan Brimob Rampok Truk

Baca juga: VIDEO - 5 Orang Meninggal dalam Banjir Medan, Ini Daerah Terdampak

Baca juga: Material Longsor Menumpuk di Simpang Pasir Terangun, 200 Meter Jalan Juga Rusak dan Sulit Dilintasi

Hal ini sebagaimana dilansir dari BBC Indonesia pada Sabtu (5/12/2020).

Di AS, kasus pertama Sars-Cov-2 tidak teridentifikasi hingga 21 Januari 2020.

Studi tersebut menemukan ada antibodi virus corona pada 106 sampel darah dari total 7.389 yang dikumpulkan dari donasi darah rutin yang diadakan di seluruh AS antara 13 Desember 2019 hingga 17 Januari 2020.

Adanya antibodi dalam darah seseorang berarti mereka telah terpapar virus dan sistem kekebalannya memicu respons defensif.

Secara spesifik, dari jumlah tersebut, 39 sampel darah yang didonasikan di negara bagian California, Oregon dan Washington pada 13-16 Desember memiliki antibodi virus corona.

Studi ini juga menemukan antibodi pada 67 sampel darah yang dikumpulkan di Connecticut, Iowa, Massachusetts, Michigan, Rhode Island, dan Wisconsin pada awal Januari, sebelum wabah meluas di negara bagian tersebut.

Mayoritas dari mereka yang pernah terinfeksi adalah laki-laki, dengan usia rata-rata 52 tahun.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved