Kesehatan
5 Bahaya Mengintai Jika Terlalu Sering Konsumsi Jeroan, Kolesterol Tinggi Hingga Asam Urat
Bahkan, karena rasanya yang dianggap unik dan nikmat, ragam makanan tersebut banyak juga yang menggemari.
Bahkan, karena rasanya yang dianggap unik dan nikmat, ragam makanan tersebut banyak juga yang menggemari.
SERAMBINEWS.COM – Di bulan Maulid sekarang ini tentu banyak makanan enak disajikan.
Bahkan, kenduri maulid ini hampir saban ada ada sehingga kerap lupa dengan penyakit.
Masyarakat Indonesia tak asing lagi dengan serba-serbi makanan yang dibuat dari bahan jeroan ayam maupun sapi.
Sebut saja, menu soto babat, sup lidah sapi, gulai otak, paru-paru goreng, atau satai hati ampela.
Bahkan, karena rasanya yang dianggap unik dan nikmat, ragam makanan tersebut banyak juga yang menggemari.
Meski terbilang lezat, jeroan ini sepatutnya tak disantap terlalu sering atau terlalu banyak.
Hal itu dikarenakan, konsumsi jeroan memiliki sejumlah efek samping bagi kesehatan.
Baca juga: 12 Azab Bagi Orang Selingkuh, Dalam Islam Itu Dosa Besar, Termasuk Zina, Ini Penjelasannya
Baca juga: Tetap Waspada! BMKG Prediksi Hujan Masih Melanda Sebagian Aceh Hingga Tiga Hari ke Depan
Baca juga: Irigasi Jebol Dihantam Banjir
Manfaat konsumsi jeroan
Mengonsumsi jeroan dalam jumlah wajar sebenarnya dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan.
Hal ini dikarenakan, jeroan mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Melansir Buku 35 Resep Masakan Olahan Hati & Ampela Ayam (2010) oleh Lilly T. Erwin, jeroan merupakan bahan pangan yang mengandung cukup banyak gizi, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Vitamin yang terdapat pada jeroan adalah vitamin B kompleks, vitamin A, vitamin B12, dan asam folat.
Untuk mineral, ada zat besi, kalsium, kalium, magnesium, fosfor, dan seng yang terkandung di dalam jeroan.
Kandungan vitamin B12 pada jeroan sebenarnya dapat mengurangi potensi gangguan sistem kerja sel-sel saraf sehingga mampu mengoptimalkan fungsi sel-sel saraf, termasuk menurunkan risiko terjadinya gangguan memori pada otak.