Melacak Rumah Lapuk Teungku Chik di Tiro

Saya diantar masuk ke dalam oleh Teungku Fadhil. Kami harus berhati-hati memijak anak tangga, karena beberapa lantai sudah keropos dimakan rayap. Jika salah memijak kami akan jatuh ke bawah pangkuan kanak-kanak yang tengah semangat-semangatnya mengaji sore itu. Semangat mereka kian bertambah tatkala saya mengarahkan lensa kamera Sony a 6000, mengambil beberapa gambar dan video pengajian generasi “meutuwah” itu.

T.A. Sakti, sejarawan dan budayawan Aceh menyebut, terungkapnya sejarah rumoh Teungku Chik di Tiro merupakan suatu misteri sejarah. “Tentunya ini menjadi catatan sejarah baru mengenai objek sejarah di Aceh,  ya harus ada perhatian dari berbagai pihak,” ungkapnya.

Rumah tersebut tampak tak terhiraukan, laba-laba begitu leluasa membuat sarang di seuramoe rinyeun/keu (rumah bagian depan), rambat (bagian tengah, sedikit melambung), seuramoe liket (dapur). Jika saja Teungku Chik masih hidup mungkin saja rumah ini tidak seperti demikian nasibnya. Ya, Hasan Tiro pernah tinggal di rumah ini.

Teungku Fadhil berharap ada dinas terkait yang bisa turun tangan menjadikan rumah tersebut sebagai salah satu situs cagar budaya di Aceh. Dipugar kembali dengan tetap menampilkan corak keacehan. Tentunya, kanak-kanak juga semakin bersemangat mengaji di bawahnya, menghidupkan kembali semangat Teungku Chik di Tiro yang telah syahid, berpulang ke Rahmatullah. Allahummagfirlahu.