Video
VIDEO Melihat Makam Syuhada Pulot Cot Jeumpa, Menyimpan Memori Kelam yang Menggemparkan Dunia
Komplek kuburan ini menjadi tempat bersamayam 64 syuhada korban pembantaian aparat pada tahun 1955 silam.
Penulis: RezaMunawir | Editor: RezaMunawir
Warga Aceh di Jakarta melancarkan protes keras kepada Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo agar mengirim misi menyelidiki kasus itu.
Baca juga: Pemerintah Inggris Larang Warganya Bepergian ke Negara Uni Eropa Mulai 1 Januari 2021
Terbongkar Berkat Laporan Acha
Achmad Chatib Ali atau sering disingkat menjadi Acha adalah sosok yang paling berjasa dalam mengungkap sebuah peristiwa pembantaian tersebut.
Laporan investigasinya yang dimuat di Harian Peristiwa yang terbit di Kutaraja (Banda Aceh), membuat dunia heboh.
Di Harian yang terbit sekitar tahun 1950-an itu, Acha menurunkan laporan investigasinya yang bernas di halaman satu dengan judul “Bandjir Darah di Tanah Rentjong”.
Achmad Chatib Ali atau sering disingkat menjadi Acha adalah sosok yang paling berjasa dalam mengungkap sebuah peristiwa besar yang menewaskan 99 warga Aceh dalam tragedi berdarah Cot Pulot Jeumpa, Aceh Besar.
Laporan Harian Peristiwa edisi 10 Maret 1955 itu turut mencantumkan daftar warga yang ditembak oleh Batalyon 142, Peleton 32 dengan memakai senjata Bren, 2 mobil, 2 jeep, 2 truk.
Laporan tersebut kemudian secepat kilat menjadi santapan dunia internasional.
Beberapa harian yang terbit di Jakarta seperti Indonesia Raya dan media terbitan luar negeri sepeti New York Times, Washington Post yang terbit di Amerika Serikat atau Asahi Simbun yang terbit di Jepang ikut mengutip laporan tersebut.
Warga Aceh di Jakarta melancarkan protes keras kepada Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo agar mengirim misi menyelidiki kasus itu.
Sosok Acha dengan karya jurnalistiknya yang mumpini telah membuka mata dunia tentang tragedi pelanggaran HAM berat yang terjadi di Aceh dalam peristiwa berdarah di Cot Pulot Jeumpa, Aceh Besar.
Baca juga: Lebih Dekat Dengan Museum Aceh, Mengenal Sejarah Sejak Dini
Kronologi Pembantaian
Menurut wartawan senior Aceh Murizal Hamzah dalam tulisannya "Tragedi Cot Pulot Jeumpa Februari 1955", peristiwa terbesar pada masa rezim Orde Lama itu diawali dari bentakan militer Indonesia yang menyeret warga berdiri berjejer di pantai.
Dalam amuk kemarahan yang membara-bara, prajurit TNI menggiring anak-anak, pemuda dan orangtua ke pantai Samudera Indonesia.
Mereka diperintahkan menghadap lautan lepas.