Heboh Nama 'Anies' dan 'Mega' Muncul di Soal Ujian, DPRD DKI Jakarta Bakal Polisikan Pembuat Soal
Dalam soal ujian yang dibagikan ke murid, ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Megawati Soekarno Putri.
SERAMBINEWS.COM - Heboh soal ujian yang dikeluarkan oleh SPN 250 Cipete Jakarta Selatan.
Dalam soal ujian yang dibagikan ke murid, ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Megawati Soekarno Putri.
Viralnya soal yang dianggap kontroversi tersebut membuat beberapa pihak tersinggung.
Salah satu soal yang dipermasalakan yakni ada kalimat 'Mega mengejek Anies'.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengaku tak terima dengan sang pembuat soal.
Ia pun akan mempolisikan guru pembuat soal ujian tersebut.
Menurut Prasetyo, soal ujian tersebut sarat provokasi, serta sangat berbahaya dan bisa memecah belah bangsa.
"Bukti-bukti sudah ada semua. Mungkin hari ini atau besok lanjut ke Polda," ucapnya, Selasa (15/12/2020).
Baca juga: Gadis 16 Tahun Hamil 7 Bulan Telantar di Kosan, Pacar Tak Mau Tanggung Jawab
Baca juga: Heboh Isu Indonesia Bakal Buka Hubungan dengan Israel, dari Mana Kabar Ini Bermula?
Meskipun dalam soal ujian yang dibuat guru bernama Sukirno, memang tidak dijelaskan latar belakang nama Mega.
Namun, nama Anies disebutkan sebagai gubernur pemenang pemilihan pada 2017 lalu.
Prasetyo pun menyimpulkan nama Mega yang dimaksud identik dengan Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Itu menyebut nama ketua umum partai saya, jangan sampai bergulir di media sosial kemana-mana. Ini kan provokasi," ujarnya usai rapat Komisi E di DPRD DKI.
Menurutnya, bentuk provokasi di dunia pendidikan seperti ini bukan sekali ini saja terjadi.
Sebelumnya, ada juga guru di SMAN 58 Jakarta Timur yang melakukan tindakan rasis dengan tidak memilih calon Ketua OSIS non muslim.
Baca juga: Kondisi Gunung Merapi, Kawah Tertutup Kabut hingga 13 Kali Guguran, Pengungsi Terserang Penyakit
Baca juga: Arab Saudi Gratiskan Vaksin Covid-19 untuk Rakyatnya, Pendaftaran Mulai Dibuka
"Ya bukan berlebihan, ini dua kali. Dua kali. Dulu masalah OSIS, sekarang gini," tuturnya