Breaking News

Berita Banda Aceh

'Kado' Istimewa Ultah ke-23 Delisa, Gadis Cilik yang Kehilangan Kaki saat Tsunami Aceh

Bagi Delisa, tahun 2020 menjadi ulang tahun yang istimewa, karena ia dapat merayakan bersama ibu sambungnya serta tim kreatif yang terlibat dalam

Penulis: Subur Dani | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
Delisa (kanan) bersama Sabariah, ibu sambung (kiri). Delisa kehilangan ibu dan tiga saudara kandungnaya saat tsunami menerjang Aceh, 26 Desember 2004. 

Film dokumenter berjudul 'Saya, Dalisa!' ini dibuat oleh tim kreatif dan keluarga besar Museum Tsunami Aceh, Layarkaca Intervision, dan Teater MAE.

Baca juga: Meriahkan Hari Ibu, PKK Aceh Gelar Rapid Test Gratis untuk Perempuan Aceh

Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh, Hafni menyampaikan bahwa gagasan dibuatnya film dokudrama ini berdasar pada satu tujuan utama yaitu, sebagai media mengomunikasikan edukasi bencana untuk masyarakat. 

"Setelah bertahun-tahun Museum Tsunami melakukan kajian tangible dan itangible terhadap Delisa dan semakin intensif sejak 2019-2020 dengan dukungan DAK-Nonfisik Kemendikbud melalui Dinas Kebudayaan dan Periwisata Aceh," kata Hafni. 

"Pelibatan banyak pihak dalam karya ini, akan menambah koleksi karya sineas Aceh. Museum Tsunami Aceh akan menyuguhkan untuk tamu-tamu dari berbagai negara di dunia," tambahnya.

Hafni sangat menghargai usaha dan karya bersama semua pihak tersebut.

Harapannya ke depan dapat terus berlanjut tentunya dalam interpretasi karya yang beragam namun tetap dengan tujuan mulia, mengedukasi generasi masa depan Aceh.

Para kreator berikut aktris dan aktornya, turut membagi kisah suka duka dalam pembuatan film ini.

Banyak kendala teknis yang menantang hingga tim menemukan solusi jitu, unik, dan mengharukan.

Maulana Akbar,sang sutradara mengungkapkan perkenalannya dengan Delisa beberapa tahun lalu.

Ia yakin, bahwa suatu hari akan berkarya bersama Delisa.

Sosok Delisa begitu kuat menginspirasinya.

Baca juga: Update Covid-19 - Bertambah Dua Lagi Warga Lhokseumawe Terkonfirmasi Covid-19

Demikian pula dalam kesempatan tersebut Mustika Permana sang sutradara panggung teater juga tergerak untuk ikut bermain sebagai aktor.

Mustika menyampaikan alasannya ketika pertama melihat foto Delisa kecil dengan sorot mata yang sangat tajam, begitu kuat menginspirasinya untuk berkarya.

Banyak tokoh yang terlibat dalam film dengan kemampuan yang patut diacungkan jempol serta totalitas yang luar biasa, sepakat bahwa film ini akan menambah deretan karya terbaik perfilman Aceh masa depan.

Delisa secara pribadi berharap film ini bukan hanya tentang ia berbagi pengalaman bencana, tetapi tentang bagaimana ia bangkit berikut cinta orang-orang yang mendukungnya serta hal terpenting lainnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved