Human Interest Story
Karena Permen, 2 Sahabat Terpisah 25 Tahun Bertemu Kembali, Begini Kisah Shella dan Erni
"Disitukan mau dibuat RTH, makanya digusur itu semua. Jadi aku tadinya berhenti mau beli permen. Aku ga tau kalau dia ada disitu," ceritanya. Melihat
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
Laporan Yeni Hardika | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Nuraini atau Erni, seorang ibu dari tujuh orang anak, merupakan sahabat baik Shella Sofya.
Berawal dari membeli permen, Shella yang kini menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemko Banda Aceh pada Selasa (15/12/2020) lalu kembali dipertemukan dengan sahabat baiknya itu.
Tapi sayang, pertemuan dua sahabat setelah 25 tahun berpisah ini berlangsung dalam kondisi menyedihkan.
Shella harus melihat kenyataan Erni dan anak-anaknya menempati kios kecil di bantaran sungai Lamnyong, Banda Aceh, yang saat itu akan segera digusur.
Saat dijumpai Serambinews.com, Jumat (18/12/2020) di kediaman Erni sementara yang disewakan oleh Shella, PNS itu menceritakan kisah awal mula persahabatan mereka hingga baru bertemu 25 tahun kemudian.
Shella mengungkapkan bahwa dia dan Erni sudah bersahabat sejak mereka berkuliah di sebuah lembaga pendidikan tinggi di Kota Banda Aceh.
“Kita berteman setelah tamat SMA. Dulu aku pernah berkuliah di LPMI, kira-kira 1998," ujar Shella, yang juga anggota Persit Spers Kodam Iskandar Muda.
Baca juga: Shella, Anggota Persit Spers Kodam IM Bertemu Sahabatnya Setelah 25 Tahun, Galang Dana untuk Erni
Baca juga: 25 Tahun Berpisah, Dua Sahabat Ini Bertemu di Bantaran Sungai Lamnyong Banda Aceh, Simak Kisahnya
Saking lamanya dan karena momen pertemuan mereka dalam kondisi yang cukup mengharukan, dua wanita ini baru mengingat bahwa mereka sebenarnya terpisah tidak sampai 25 tahun.
"Tahun 1997 aku lulus SMA, terus tahun 1998 aku masuk lembaga pendidikan itu, D1. Jadi aku satu kelas sama dia (Erni), satu jurusan," sambung Shella.
Pada masa-masa berkuliah di lembaga pendidikan yang berada di kawasan Peunayong saat itu, lanjut Shella, dia dan Erni memang tergabung dalam satu kelompok pertemanan, yang dikenal dengan istilah geng pada masa kini.
Bukan cuma Erni, ada tiga teman lainnya yang tergabung dalam satu kelompok pertemanan.
"Kita ada lima orang ya kemarin itu. Tapi sekarang yang lain ga tau kemana, hilang kontak juga," terang Shella dan Erni saat mengenang kisah mereka.
Karena jenjang pendidikan Diploma 1 (D-1) cuma satu tahun, lanjut Shella, selesai kuliah dirinya berangkat ke Medan untuk melanjutkan pendidikan.
Disitulah dia dan Erni tak pernah berpisah dan tidak mengetahui kabar satu sama lain, hingga akhirnya bertemu di bantaran sungai Lamnyong.
"Aku ke Medan lanjutin D-3. Ga pernah ketemu lagi (Erni) sampai kemarin itu (di bantaran sungai Lamnyong)," ujarnya.
Baca juga: Kisah Shella Bertemu Sahabatnya Setelah 25 Tahun, Sewakan Rumah Hingga Keceriaan Anak-anak Erni
Shella yang bekerja di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Banda Aceh saat itu sedang menyusuri bantaran sungai Lamnyong, guna melakukan survei pembersihan lokasi yang direncanakan akan menjadi kawasan ruang terbuka hijau (RTH).
"Disitukan mau dibuat RTH, makanya digusur itu semua. Jadi aku tadinya berhenti mau beli permen. Aku ga tau kalau dia ada disitu," ceritanya.
Melihat dirinya ada di lokasi, lanjut Shella, Erni yang tadinya ingin menegur merasa segan karena pakaian dinas yang dia kenakan.
Sementara Shella awalnya ragu, apakah sosok ibu tujuh anak itu benarlah Erni sahabat baiknya yang sudah terpisah lama.
"Pertamanya aku masih gimana ya, nih bener ga si Erni. bener ga," ujar Sehlla saat menceritakan kesan perjumpaan mereka.
"Mukanya beda, mungkin karena beban hidup juga. Kalau aku jadi dia, dengan beban hidup seperti ini mungkin lebih tua lagi," terangnya.
Sebelum bertemu di bantaran sungai Lamnyong, lanjutnya, Erni rupanya pernah mencari keberadaannya di lokasi tempat dia bekerja.
Hal itu baru diketahui Shella dari cerita Erni setelah mereka bertemu kembali.
Baca juga: VIRAL Suami Nikah Lagi dengan Sahabat Istrinya setelah Anak Pertama Lahir, Istri Nggak Marah
Baca juga: Diundang untuk Makan Malam, Wanita Ini Malah Terekam CCTV Embat Duit dan Perhiasan Sahabatnya
Menurut Shella, mungkin ada hal yang begitu berkesan bagi Erni tentangnya, sehingga membuat sahabatnya melangkah mencari dirinya.
"Mungkin berkesan banget bagi dia aku sebagai temannya. Jadi dia denger aku kerja di kantor Walikota, dia cari aku ke kantor. Tapi aku udah pindah tugas ke DLHK," tutur Shella.
"Dia nanya ke satpam. Terus dibilang ga disini lagi (Shella), udah di DLHK. Dia terus ke dinas kebersihan, cuma ga jumpa sama aku," sambungnya.
Bagi Shella, menjalin sebuah persahabatan itu tidak memandang status sosial.
Sejak dulu hingga sekarang, Erni tetap menjadi sahabatnya dengan kondisinya kini yang apa adanya.
Shella paham betul bahwa kondisi seseorang bisa berubah, termasuk sahabatnya yang dulu dia kenal memiliki kehidupan baik.
"Bagi aku dia (Erni) itu orang yang baik," ungkap Shella.
Pandangan yang sama juga dilihat Erni terhadap sahabat karibnya itu.
"Dia orangnya baik, ga suka pilih-pilih kawan," tutur Erni saat diminta mengungkapkan sosok Shella dimatanya.
"Waktu Ospek dulu kami dikerjain. Sama-sama ga pergi, kena hukuman. Selalu sama-sama dengan dia lah," cerita Erni yang mengundang tawa Shella karena mengenang kisah mereka.
Dua sahabat bertemu di bantaran sungai
Sebelumnya, kisah pertemuan sahabat baik antara Shella Sofya dan Nuraini (Erni) menjadi viral di media sosial.
Keduanya bertemu di bantaran sungai Lamnyong Banda Aceh, tempat di mana Erni bersama tujuh orang anaknya tinggal di sebuah kios yang hendak digusur.
Hati Shella bergetar, sesak dan tersayat ketika melihat kondisi kehidupan Erni dan anak-anaknya menepati kios kecil itu.
Deru air matanya tak bisa ia bendung saat mengetahui sahabat baiknya semasa sekolah itu terluntang-lantung di pinggiran Ibukota Banda Aceh.
Ia menceritakan, pertemuan keduanya bermula saat Shella sedang melintas di jalan yang menghubungkan jembatan Lamnyong ke jembatan Krueng Cut.
Ia menghentikan laju mobilnya di pinggir jalan, tepat di samping kios kecil untuk membeli beberapa butir permen.
Awalnya, Shella tak mengetahui bahwa pedagang kios tersebut adalah sahabat sewaktu kuliahnya dulu.
Ia sangat kaget ketika mendengar suara yang pernah sangat akrab di telinga, memanggil nama Shella.
Iya, ternyata suara itu memang suara sahabat akrabnya yang telah berpisah 25 tahun lalu.
Baca juga: Kisah Eks Kombatan GAM di Banda Aceh Pungut Puing Rumah Telah Dibongkar di Bantaran Sungai Lamnyong
Baca juga: Kisah Inspiratif, Babinsa di Aceh Utara Sukses Tingkatkan Ekonomi Warga dengan Budidaya Ikan Tawar
Baca juga: Begini Kisah Lima Nelayan Bireuen yang Ditahan di Penjara Andaman
"Tadinya dia (Erni) ragu mau negur saya, karena saya pakai pakaian dinas, (atau) takut saya lupa dengan dia atau apalah," kata Shella.
Belum habis rasa kagetnya, hati Shella begitu tersayat saat melihat kondisi kehidupan Erni bersama anak-anaknya.
"Saya terkejut dengan kondisi dia saat ini. Langsung saya ajak ke rumah saya dengan memberikan beberapa pakaian layak pakai, dan sedikit sembako," ungkapnya.
Sewakan rumah untuk tempat tinggal sahabat
Pada Selasa (15/12/2020) malam, Shella bersama sumai, Serda M Rizal Nasution dan keluarganya itu kembali menyambangi sahabat baiknya untuk melihat suasana malam Erni.
Hatinya seakan sesak dan semakin teriris, ketika melihat ketujuh orang anak Erni harus tidur berhimpitan dan merasakan dinginnya angin malam.
Dalam cerita Shella, sahabat baiknya itu memiliki tujuh orang anak dari dua suami.
"Dia mempunyai anak yatim tiga orang dari suami pertamanya yang meninggal karena sakit, dan dari suami kedua empat orang yang masih kecil-kecil. Suaminya yang kedua sudah kabur entah kemana," jelas Shella Sofya.
Iba melihat ketujuh orang anak dan sahabat baiknya itu tak memiiki tempat tinggal layak huni, Shella akhirnya memutuskan untuk meyewakan rumah bagi mereka.
Dalam Facebook-nya yang diunggah pada Rabu (16/12/2020), Shella tampak mengunggah foto dan video yang menggambarkan proses ‘evakuasi’ Erni berserta ketujuh orang anaknya ketempat yang layak.
Dalam video tersebut, terlihat Shella dan Erni mengangkat barang-barang milik sahabatnya itu dari kios yang akan digusur tersebut.
Kemudian barang-barang itu dimasukkan ke dalam mobil minibus warna putih yang sudah terparkir di pinggir jalan.
“Alhamdulillah. Hari ini (Rabu(16/12/2020)) saya dan keluarga mengevakuasi sahabat saya beserta anak-anaknya ke rumah kontrakan yang udah saya sewakan buat dia tinggal sementara,” tulisnya.
Sementara pada gambar yang diposting Shella terlihat, ia sedang foto bersama dengan Erni dan tujuh anaknya di depan kios kumuh yang selama ini ditempati Erni dan keluarga.
Setelah itu, Shella langsung ‘mengevakuasi’ Erni bersama tujuh anaknya ke rumah yang khusus ia sewa untuk sahabatnya di Gampong Punge Blangcut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh.
“Karena yang paling urgent saat ini adalah tempat tinggal mereka. Karena kios tersebut akan di gusur dalam wktu dekat,” kata Shella.
Agar Erni dan anak-anaknya memiliki beberapa perlengkapan di tempat tinggal barunya, Shella juga membeli tilam, bantal, karpet, alat-alat kebersihan, dan beberapa jenis barang lainnya.
“Alhamdulillah. Saya membeli beberapa perlengkapan seperti tilam bantal-bantal dan karpet, serta alat-alat kebersihan,” sambungnya.
Baca juga: Kisah Ayah dan Anak Pemulung di Banda Aceh, Ternyata Simpan Berbagai Misteri, Begini Faktanya
Baca juga: Kisah Ayah dan Anak Pemulung di Aceh, Sering Alami Penyiksaan dan Dipaksa Jalan, Tetangga Prihatin
Keceriaan sang Anak-anak
Setelah Erni dan ketujuh anaknya menempati rumah yang disewakan oleh Shella, tampak kebahagiaan terpancar dari wajah keluarga itu.
Dalam unggahan Facebook Shella, ia membagikan sejumlah foto dan video yang menggambarkan suasana ceria anak-anak Erni.
Dalam video tersebut, terlihat anak-anak Erni dapat merasakan empuknya kasur dan tidak merasakan dinginnya angin malam.
“Enak tidur malam ini kan, engga kena hujan lagi. Alhamdulillah ya,” ujar Shella dalam video itu.
“Engga kena hujan lagi,” kata salah satu anak Erni.
Secara terpisah, saat dihubungi Serambinews.com melalui WhatsApp pada Kamis (17/12/2020), Shella berharap agar sahabat baiknya itu bisa mendapatkan rumah layak huni.
“Saya belum mampu memberikan bantuan rumah, saya hanya mampu meyewakan rumah untuk sementara,” katanya
“Saya berharap pemangku kebijakan di Aceh bisa membantu sahabat saya agar mendapat rumah, mereka layak dapat rumah,” sambungnya.