Kilas Balik Tsunami Aceh 2004
16 Tahun Tsunami Aceh - Saat Kawanan Burung Hitam Terbang dari Arah Laut
sekelompok burung warna hitam terbang dari arah laut sesaat setelah gempa mengguncang Aceh hingga kemudian terjadi bencana tsunami
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
Oleh Ainal Mardhiah, S.Ag, M.Ag*)
Suatu senja di tahun 2004. Kami duduk di teras rumah di Tapak Gajah Sabang, yang waktu itu baru kami sewa, 3 bulan setelah kami menikah.
Saya dan suami berdiskusi tentang rencana mau berangkat ke Banda Aceh, dengan tujuan melihat paman yang akan berangkat haji pada akhir tahun 2004 itu.
Akhirnya sepakat kita berangkat esok paginya, tanggal 25 Desember 2004.
Sesampai di pelabuhan Uleelheu, terlihat pemandangan tenda-tenda yang aparat terpasang rapi di pinggir laut.
Tenda-tenda itu berjejer sejauh mata memandang.
Banyak tentara di sana, kalau tak ada ada serangkaian kegiatan mungkin dalam rangka pengamanan atau menyambut tahun baru 2005.
Dari pelabuhan, kami naik angkutan umum menuju Mess Sabang yang berada di kawasan Simpang Lima.
Singkat cerita, malam itu kami menginap di Mes Sabang.
Malam itu, tanggal 25 Desember 2004, suara musik terdengar di seputaran gereja yang berada di kawasan Simpang Lima.
Nyanyian itu baru berhenti menjelang sholat Subuh di Masjid Raya Baiturrahman, yang terpaut ratusan meter dari gereja.
Pagi menjelang, kami pun bersiap siap pergi ke asrama haji.
Kali ini, saya dan suami menunggangi motor kenangan yang kami beli dari hasil beasiswa waktu kuliah S-2.
Motor kami parkir di kuburan umum di samping Asrama Haji.
