Kilas Balik Tsunami Aceh 2004
16 Tahun Tsunami Aceh 2004 | Tong Sampah Selamatkan Dihra Dari Ganasnya Tsunami
Ketika air bah itu mengganas kebetulan Dihra sudah berada di atas bubung mobil labi-labi berkat diselamatkan seseorang yang disebutnya abang-abang.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
M Noor tidak sendirian menunggu keluarganya yang hilang di depan Masjid Raya Baiturrahman.
Banyak warga yang melakukan hal yang sama dan dengan harapan yang sama, bisa ketemu keluarga atau sanak saudaranya yang belum diketahui nasibnya.
Mereka tak pernah bosan. Meski hari sebelumnya penantiannya sia-sia, tapi hari berikutnya diulanginya lagi.
Begitu setiap hari sejak gempa dan tsunami meluluhlantakan kota-kota Nanggroe Aceh Darusalam.
M Nazar (18) yang juga mengaku dari Sigli, Kabupaten Pidie. Ia setiap hari bolak balik Banda Aceh-Sigli dengan mengendarai sepeda motor.
Baca juga: Cerita di Balik Evakuasi Mayat Tsunami Aceh: Senapan Mainan Gegerkan Relawan, TNI Telah Siap Siaga
Perjalanan sekitar empat jam la tempuh setiap hari. Sudah lima hari ia bolak-balik Banda Aceh-Sigli.
Nazar mencari emaknya dan adik-adiknya. Nazar tidak menyebutkan emak dan adik adiknya tinggal di mana.
Ketika ditanya ia kadang-kadang bengong.
"Gak tau,” jawabnyaya pendek ketika di mana mereka tinggal.
Nazar mengaku tidak sendirian. Ia selalu setiap hari datang bersama empat tetangganya yang juga sama-sama cari keluarganya dengan mengendarai dua sepeda motor.
"Saya pingin melihat mereka. Siapa tahu lewat sini,” tuturnya.
Baca juga: BNPB Lakukan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Tsunami di Aceh Selatan
Nazar dan teman-temannya memang tidak nongkrong seharian di depan Masjid Raya.
Sesekali pergi ke bekas banjir dan reruntuhan.
Tapi waktu yang paling banyak adalah dihabiskan untuk menunggu di depan Masjid Raya.
Mereka sangat berharap dapat berjumpa sanak keluarganya yang hilang di depan Masjid Raya.
Mereka harap orang yang di cari lewat di jalan depan masjid.
Banyak hal-hal nyeleneh yang dilakukan orang yang menanti sanak saudara di depan masjid tersebut.
Seperti yang dilaku Sapi'l (50). Anaknya tinggal di Sabang sekarang belum diketahui nasibnya.
Baca juga: Kisah Wanita Melahirkan Saat Tsunami Menerjang, Hingga Anak Diberi Nama Tsunami
Ia tidak pergi ke Sabang untuk mencarinya, tapi justru ia datang depan masjid untuk menunggu anaknya.
"Ongkos kesanan Sampai Rp 75 ribu, saya tidak ada uang. Kalau ke sini hanya lima ribu. Saya datang sini saja, siapa tahu dia lewat di sini," ujarnya ketika kenapa tidak mencari anaknya ke Sabang.
Sapi’l sudah dua hari menunggu anaknya di depan Raya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca Juga Lainnya:
Baca juga: Sosok Letjen TNI Herindra Wamenhan Prabowo, Banyak Berkarier di Kopassus, Ini Sederat Jabatannya
Baca juga: Komnas HAM Bakal Periksa Polisi yang Bertugas saat Bentrokan hingga Tewaskan 6 Laskar FPI
Baca juga: 2 Pelaku Penipuan Pencatut Nama Baim Wong Ditangkap, Minta Korban Transfer Rp 100 Ribu
BERITA KILAS BALIK TSUNAMI ACEH LAINNYA KLIK DI SINI