Nasib Pedagang di Bantaran Kreung Lamnyong, Warkop Miliknya Dirobohkan, Mahyar Jualan di Bawah Tenda

Mahyar memang memiliki seorang anak yang baru berusia delapan bulan. Dari hasil jualan kopi itu lah ia berharap bisa memenuh kebutuhan susu anaknya.

Penulis: Yocerizal | Editor: Yocerizal
Serambinews.com
Warung Kopi Gampong Gayo di Bantaran Krueng Lamnyong, Gampong Rukoh, Banda Aceh. Kondisi sebelum dibongkar, saat dibongkar dan setelah dibongkar. 

Surat itu memerintahkan agar seluruh bangunan dibongkar. Mahyar terhenyak. Dia kebingungan tak tahu harus berbuat apa.

Meski statusnya hanya sebagai pengelola dengan memanfaatkan tanah Negara, tetapi keputusan membongkar tempat usahanya benar-benar di luar dugaan.

Escavator merobohkan Warung Kopi Gampong Gayo di Bantaran Krueng Lamnyong, Banda Aceh, Selasa (8/12/2020).
Escavator merobohkan Warung Kopi Gampong Gayo di Bantaran Krueng Lamnyong, Banda Aceh, Selasa (8/12/2020). (Serambinews.com)

Apalagi kondisi ekonomi saat itu juga sedang lesu-lesunya, akibat terdampak pandemi Covid-19.

Serambinews.com ketika itu sempat beberapa kali berkunjung ke warung kopi miliknya dan mendapati Mahyar dalam kebingungan.

Ia duduk sendiri, termenung, larut dalam pikirannya. Padahal biasanya ia selalu ceria dan aktif melayani setiap pelanggan yang datang.

“Bantu saya bang, bagaimana caranya agar jangan dibongkar dulu,” pintanya memelas ketika itu.

Mahyar mengaku tidak tahu harus berbuat apa lagi. Ia tidak sanggup membongkar tempat usahanya itu karena tidak ada uang. Selain itu dia juga tidak tahu harus berjualan dimana.

“Sedang covid begini jualan saya nggak laku, dari mana saya dapat uang untuk bongkar dan sewa tempat lain,” keluhnya.

Baca juga: Viral, Kamera Google Maps Tangkap Foto Sosok Mengerikan di Balik Jendela Rumah, Apa Itu?

Baca juga: Dua Lagu Rafly yang Viral Saat Tsunami Aceh Tahun 2004, Ini Kisah di Baliknya

Baca juga: Kisah Fotografer Serambi Indonesia, Rekam Bencana Tsunami Aceh Hingga Nyaris Lupa Anak Istri

Akhirnya hal yang ditakutkan itu pun terjadi. Selasa, 8 Desember 2020, datang tim terpadu yang terdiri jajaran TNI, Polri, dan Satpol PP-WH bersama alat berat eskavator.

Bangunan warung kopi itu akhirnya rata dengan tanah. Mahyar dibantu beberapa teman yang juga pelanggan setianya hanya bisa mencari barang tersisa dibalik puing-puing yang berserakan.

“Apa boleh buat, sudah habis semuanya. Seharusnya pemerintah memberikan waktu yang agak longgar kepada kami, sebab kondisi ekonomi saat ini sedang sulit,” keluhnya ketika itu.

Mahyar berjualan di bawah tenda di lokasi bekas warung kopinya yang berada di bantaran Krueng Lamnyong, Banda Aceh
Mahyar berjualan di bawah tenda di lokasi bekas warung kopinya yang berada di bantaran Krueng Lamnyong, Banda Aceh (Serambinews.com)

Jualan di bawah tenda

Lalu apa yang dilakukan Mahyar saat ini? Pria tersebut ternyata tetap nekat berjualan di bantaran Krueng Lamnyong. Tetapi bukan lagi di warung kopi, melainkan di bawah tenda plastik yang diikat seadanya.

Saat hujan turun, tempias hujan akan ikut membasahi pelanggan di bawahnya, dan saat angin kencang berhembus, angin akan langsung menerpa tubuh orang-orang di bawah tenda.

Begitu pun, setiap malam selalu saja ada pelanggan yang datang minum kopi sekedar untuk membantu meringankan beban Mahyar.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved