Internasional

Tak Dapat Suami, Milisi Houthi Pukul Mati Seorang Ibu di Depan Anak-anaknya

Seorang wanita berusia 25 tahun dipukuli sampai mati di depan kedua anaknya oleh milisi Houthi di Provinsi Ibb Yaman.

Editor: M Nur Pakar
Reuters
Seorang anak laki-laki membawa senjata saat dia dan pendukung Houthi terlihat dalam sebuah pertemuan di Sanaa, Yaman pada 2 April 2020 

SERAMBINEWS.COM, SANAA - Seorang ibu berusia 25 tahun dipukuli sampai mati di depan kedua anaknya oleh milisi Houthi di Provinsi Ibb Yaman.

Anggota milisi Houthi menggerebek rumah Ahlam al-Ashary pada Kamis (24/12/2020) malam untuk mencari suaminya.

Ketika tidak menemukannya, mereka menendang al-Ashary dan memukulinya dengan tongkat dan punggung pistol sampai dia meninggal, kata kerabat.

Milisi Houthi sedang mencari suami al-Ashary atas dugaan hubungannya dengan pasukan saingan yang setia kepada pemerintah yang diakui PBB, kata kerabat tersebut.

Baca juga: Bayi Kembar Siam Yaman Kritis, Dokter Minta Bantuan PBB

Serangan itu terjadi di daerah pedesaan di provinsi Ibb yang dikuasai Houthi.

Di mana sebagian besar penduduknya menentang pemerintahan Houthi.

Foto anak-anak al-Ashari yang memeluk peti matinya telah beredar di media sosial dan situs berita anti-Houthi Yaman.

Associated Press pada Senin (27/12/2020) mencoba menghubungi empat pejabat Houthi, tetapi semuanya menolak berkomentar.

Konflik di Yaman meletus pada 2014 ketika pemberontak Syiah yang didukung Iran, yang dikenal sebagai Houthi, menyerbu bagian utara negara dan ibu kota Sanaa.

Memaksa pemerintah yang diakui PBB melarikan diri ke selatan.

Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi Teror Terhadap Utusan Iran untuk Houthi di Yaman

Sejak 2015, Houthi telah memerangi koalisi militer yang dipimpin Saudi dan didukung AS yang berusaha mengembalikan pemerintahan Presiden Abdel Rabbo Masour Hadi.

Perang di negara termiskin dunia Arab telah menewaskan lebih dari 112.000 orang, termasuk ribuan warga sipil.

Konflik tersebut juga mengakibatkan krisis kemanusiaan terparah di dunia.

Muammar al-Iryani, menteri informasi di pemerintah yang diakui PBB, mengkritik serangan Jumat itu sebagai kejahatan yang membuktikan barbarisme milisi Houthi.(*)

Baca juga: Wartawan Yaman Kisahkan Kehidupan di Penjara Houthi Selama Lima Tahun, Penuh Dengan Siksaan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved