Konflik Libya
Menhan dan Petinggi Militer Turki Periksa Pasukan di Libya, Ada Pesan Intimidasi Terhadap Haftar
Menhan dan elite militer Turki memeriksa pasukan Turki yang dikerahkan ke negeri yang sedang dilanda perang saudara ini.
SERAMBINEWS.COM, TRIPOLI - Menteri Pertahanan Nasional Turki Hulusi Akar dan delegasi militer tingkat tinggi Turki melakukan kunjungan kerja ke Libya, pekan ini.
Menhan dan elite militer Turki memeriksa pasukan Turki yang dikerahkan ke negeri yang sedang dilanda perang saudara ini.
Para jurnalis dan pengamat menilai kunjungan sangat penting itu terjadi pada waktu sangat tepat, dan mengirimkan pesan kritis kepada para pihak yang bertikai di Libya.
Didampingi oleh Kepala Staf Umum Turki Jenderal Yasar Guler dan komandan militer lainnya, Akar bertemu dengan Ketua Dewan Tinggi Negara Libya Khalid al-Mishri, Menteri Pertahanan Salahuddin al-Namroush, dan Menteri Dalam Negeri Fathi Bashagha.
Sehari kemudian, menteri pertahanan dan pejabat tinggi militer mengunjungi pasukan Turki yang ditempatkan di Libya.
Kunjungan tersebut terjadi pada saat negosiasi antara pihak yang berkonflik di Libya mencapai ambang kritis.
Jurnalis Libya melihat kunjungan itu sebagai pesan dukungan kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang diakui PBB dan "intimidasi" terhadap panglima perang Khalifa Haftar.
“Turki mengirim pesan yang efektif kepada Haftar melalui kunjungan tersebut,” kata wartawan Libya Musa Tehusai kepada Anadolu Agency.
Baca juga: Komandan Pasukan Perlawanan Libya Mengancam Menyerang Pasukan Turki
Baca juga: 450 Juta Warga Eropa Mulai Mendapat Suntikan Vaksin Covid-19, Lansia Jadi Prioritas
Menggarisbawahi bahwa negosiasi antara pihak Libya menemui jalan buntu, Tehusai mengatakan Haftar masih berusaha untuk mencapai mimpinya, bahwa Libya akan diperintah oleh pemerintahan militer.
Alasan kedua yang membuat kunjungan itu penting adalah perkembangan di arena internasional terkait krisis Libya, kata Tehusai.
“Prancis berupaya meningkatkan pengaruhnya di Libya selatan melalui Mesir. Karena itu, rezim Abdel Fattah al-Sisi berupaya membuka konsulat di selatan Libya,” tambah Tehusai.
Jurnalis Libya Hamza Ahmed mengingat seruan Haftar pada 24 Desember agar pasukannya siap untuk "perang melawan pasukan Turki di Libya".
Menggarisbawahi bahwa kunjungan delegasi Turki terjadi dua hari setelah kata-kata mengancam Haftar terhadap Turki, Ahmed mengatakan: "Kunjungan Akar merupakan intimidasi bagi Haftar."
Libya telah dilanda perang saudara sejak penggulingan almarhum penguasa Muammar Gaddafi pada 2011.
GNA didirikan pada 2015 di bawah perjanjian yang dipimpin PBB, tetapi upaya penyelesaian jangka panjang gagal karena serangan militer oleh pasukan yang setia kepada Haftar.
Baca juga: VIDEO - Nelayan Italia Kembali setelah Ditahan Milisi Khalifa Haftar di Libya
Baca juga: Parlemen Turki Perpanjang Keberadaan Pasukan di Libya Selama 18 Bulan