Bosan Cuma Disuruh Duduk di Rumah Mewah Setiap Hari, Nenek Konglomerat Ini Pilih Jadi Pengemis
Nenek 80 tahun ini setiap hari menghabiskan waktunya untuk mengemis di sebuah stasiun kereta api di Hangzhou, China.
SERAMBINEWS.COM - Setiap orang menginginkan ketika hari tua hanya bersantai dan menikmati apa yang sudah diinvestasi di masa muda.
Tak semua orang beruntung, ada juga orang di hari tuanya masih bekerja karena garis nasib yang berbeda.
Namun, beberbeda dengan nenek kolemerat yang satu ini, ia justrus mengaku bosan tinggal di di rumah mewah setiap hari.
Sehingga ia memilih menjadi pengemis di stasiun kereta.
Dilansir Sosok.ID dari Oddity Central, nenek 80 tahun ini setiap hari menghabiskan waktunya untuk mengemis di sebuah stasiun kereta api di Hangzhou, China.
Tapi siapa sangka, ia sebenarnya adalah seorang konglomerat yang memiliki vila 5 lantai, beberapa toko ritel, dan sederet properti di kota.
Baca juga: Drone Bawah Laut Diduga Milik Mata-mata China Ditemukan Nelayan, Ternyata Pernah Ditemukan pada 2019
Baca juga: Panas Kuping Diejek Jelek Oleh Ibunya, Wanita Ini Pilih Oplas 300 Kali, Begini Penampilannya Kini
Kisah nenek pengemis tajir ini menjadi berita utama nasional pada 2018 lalu setelahpetugas di Stasiun Kereta Api Timur Hangzhou memberi peringatan kepada para penumpang agar tak tertipu dengan wanita 80 tahun itu.
Kepada wartawan, putra dari nenek yang tak disebutkan namanya itu bahkan mengaku bahwa keluarganya jauh lebih kaya daripada warga China lainnya.
Menurut pengakuannya, ia dan keluarga tinggal di sebuah vila mewah, memiliki sederet properti, yang beberapa diantaranya disewakan untuk kegiatan bisnis, dan ia sendiri mengelola pabrik keluarga.
Baca juga: Zaskia Sungkar Ingin Melahirkan secara Normal, Curhat Kendala Trimester Pertama
Baca juga: Jejak Digital Jadi Bukti, Hubungan Gisel dan Nobu Ternyata Sampai 2018, Ini Panggilan Spesial Nobu

Penampakan rumah mewah nenek tajir yang hobi mengemis.Oddity Central
Pria itu juga mengaku telah memohon kepada ibunya untuk berhenti mengemis.
Tapi, berkali-kali memohon, berkali-kali pula permintaannya itu ditolak oleh sang ibu.
"Sata mengatakan kepadanya bahwa tidak apa-apa jika dia tidak peduli dengan reputasinya, tapi kami pedli," kata pria itu.
"Saya menyediakan makanan enak setiap harinya, tapi dia bersikeras pergi untuk mengemis.
"Masalah uang, dia jauh lebih kaya dari kebanyakan orang di sini. Dia memiliki tabungan di beberapa bank di sekitar sini," tambahnya.