Bunuh Bocah & Jadikan Korban Sebagai Jelly, Nenek 81 Tahun Ini Akhirnya Tewas Terinfeksi Covid-19

Nenek 81 tahun ini sebelumnya ditangkap setelah mengakui perbuataan pembunuhan yang dilakukannya pada tiga orang.

Editor: Amirullah
(CEN via Daily Mirror)
Sofya Zhukova ketika ditahan di markas kepolisian Region Khabarovsk, Rusia, pada 2019. Nenek berusia 81 tahun itu menjadi pelaku pembunuhan terhadap tiga orang, dan kemudian memasak daging korbannya yang dihidangkan kepada anak-anak desa. 

SERAMBINEWS.COM  - Baru setahun dihukum karena telah melakukan pembunuhan sadis, nenek yang menjadikan korbannya jelly daging ini tewas terinfeksi Covid-19.

Sofya Zhukova tewas terpapar Covid-19 di dalam penjara.

Nenek 81 tahun ini sebelumnya ditangkap setelah mengakui perbuataan pembunuhan yang dilakukannya pada tiga orang.

Seorang nenek pembunuh yang membuat jelly dari daging korbannya dilaporkan tewas setelah terinfeksi Covid-19.

Sofya Zhukova mengembuskan napas terakhir di penjara Rusia sembari menunggu jadwal sidang atas tiga dakwaan pembunuhan, dengan polisi meyakini ada korban lain.

Polisi menyatakan, korbannya termasuk bocah delapan tahun. Dia dibunuh karena melempar Zhukova dengan es krim setelah diminta diam.

Baca juga: Kisah Pilu Seorang Istri Usai Menikah, Dipaksa Layani 2 Pria Saudara Suaminya, Korban Sering Disiksa

Baca juga: Program Gencar 2 Temukan 16.674 Orang di Aceh Bergejala ISPA, Rentan Terinfeksi Virus Corona

Ketika polisi sampai ke kediaman si pensiunan, mereka menemukan adanya organ dalam manusia di dalam lemari pendingin.

Oleh media "Negeri Beruang Merah", si nenek berusia 81 tahun itu dijuluki sebagai "Sweeney Todd dari Rusia".

Sweeney Todd merupakan cerita rakyat yang terkenal di Inggris, mengisahkan seorang tukang cukur yang menjual pie dsri daging manusia.

Sejumlah potongan jenazah yang ditemukan dikonfirmasi adalah bocah delapan tahun, yang mengejutkan ibunya, Natalya Alekseenko.

Bahkan, Natalya masih menolak untuk memercayai bahwa putrinya sudah tewas dibunuh ketika Zhukova dihadapkan pada sidang.

Dilansir Daily Mirror Selasa (5/1/2020), polisi mengatakan si nenek pembunuh mulai beraksi setelah kematian suaminya di 2005.

Baca juga: 17 Fakta Arab Saudi, Termasuk Pemilik Militer Paling Kaya hingga Raja Faisal Dibunuh Keponakannya

Baca juga: 20 Terduga Teroris JAD Ditangkap di Makassar, 2 Orang Tewas Ditembak Densus 88

Zhukova ditangkap setelah petugas kebersihan bernama Vasily Shlyakhtich tidak diketahui keberadaannya sejak Januari 2019.

Shlyakhtich disebut setuju menyewa kamar di apartemen Zhukova, yang terletak di desa Berezovka, Region Khabarovsk.

Penduduk lokal mengatakan, perempuan itu bekerja sebagai buruh selama bertahun-tahun dan cukup kuat untuk orang seusianya.

Warga mengaku mereka sering mengeluhkan Zhukova sering membunuh kucing. Namun, mereka tak menyangka jika dia sampai menghabisi orang.

Salah satu warga yang bernama Tatyana mengisahkan, Zhukova merupakan sosok yang tidak ramah serta bermuka masam.

Tapi, yang membuatnya keheranan adalah dia sering memasak untuk anak-anak desa, biasanya berupa hidangan daging.

Baca juga: Pramugari Tewas di Bak Mandi Hotel, Diduga Dirudapaksa dan Dibunuh, 11 Orang Jadi Tersangka

Baca juga: VIRAL Mahasiswa Minta Keringanan Ujian Sebab Rumah Banjir, Respons Dosen akan Diingat sampai Mati

"Kadang dia membagikannya kepada orang dewasa. Salah satunya adalah saat memberikan suami saya jelly daging," ujar dia.

Tatyana berucap, dia ingat betul bagaimana suaminya meminta untuk tak memakan pemberian Zhukova karena takut dengan kandungannya.

"Kurasa kini dia benar," kata dia, yang melanjutkan mendapat kabar dari polisi Zhukova memasak menggunakan daging korban yang dibunuhnya.

Berdasarkan interogasi, Zhukova mengakui dia sudah membunuh Shlyakhtich. Namun, polisi terkejut saat tahu dia juga membunuh bocah delapan tahun itu pada Desember 2005.

Kasus ini disidangkan di Pengadilan Regional Khabarovsk, namun tertunda karena Covid-19. Dia sendiri tewas di penjara karena terinfeksi.

Update Vaksin Covid-19 di Indonesia

Akhirnya setelah melalui serangkaian penelitian, vaksin impor dari China, Sinovac terbukti aman digunakan.

Namun, menurut hasil uji ini, efektivitas Sinovac belum diketahui pasti.

Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 menyimpulkan berdasarkan kondisi relawan setelah dua tahap penyuntikan.

"Saya katakan bahwa selama ini kalau keamanannya cukup baik," kata Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin Covid-19 Kusnandi dilansir dari Kompas TV sebagaimana dikutip dari Youtube IKA Unpad, Selasa (5/1/2021).

Menurut Kusnandi, keamanan vaksin disimpulkan setelah tidak ditemukannya efek samping yang luar biasa dari vaksin Sinovac saat penelitian dilakukan.

"Kita telah mengikuti enam bulan, apa yang didapat dari enam bulan itu, ternyata kejadian sakitnya itu panas ringan, bengkak-bengkak sedikit, yang dalam dua hari sebanyak 20 persen itu sembuh sendiri," ungkap Kusnandi.

"Jadi kita telah lakukan selama enam bulan tidak terjadi apa-apa," lanjutnya.

Akan tetapi tim belum mengetahui tentang efektivitas vaksin tersebut. Sebab poin itu belum selesai diamati.

"Tapi kalau untuk efektivitas dan imunogenitas itu sedang dalam penelitian. Itu belum selesai," ungkap Kusnandi.

Kusnandi melanjutkan, pada akhir Januari ini, Tim Penelitian Uji Klinis akan membuat laporan terkait hasil penelitian vaksin Sinovac secara internal kepada Rektor Universitas Padjajaran.

Selanjutnya laporan ini akan disampaikan kepada PT Bio Farma.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan, pihaknya masih melakukan analisis hasil uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan PT Bio Farma.

Menurut Penny, proses analisis terhadap hasil uji klinis sedang berjalan

Jika hasil analisis telah selesai, pada saatnya BPOM akan memberikan Emergency Use Authorization (EUA).

"BPOM akan memberikan EUA pada waktunya nanti. Sekarang data-data sedang dianalisa," kata Penny dalam konferensi pers usai Rapat Terbatas Penanganan Covid-19 yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, Senin (23/11/2020).

Menurut Penny, aspek keamanan uji klinis terpantau baik. Begitu pula aspek mutu dari vaksin Sinovac asal China ini terpantau baik.

Sesuai arahan Presiden Jokowi, kata Penny, BPOM berkomitmen untuk menjaga vaksin sesuai dengan khasiatnya, keamanannya, dan efektivitasnya.

"Sekarang kita sedang menunggu proses analisa (vaksin), sehingga nanti aspek keamanan bisa kita dapatkan dan bisa berikan EUA, sehingga vaksinasi bisa dilakukan," tambah Penny.

(Kompas.com/ Ardi Priyatno Utomo/Dian Erika Nugraheny)

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Nenek 81 Tahun yang Bunuh 3 Orang & Jadikan Korbannya sebagai Jelly Daging Tewas Terinfeksi Covid-19

Sumber: Tribun Mataram
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved