Luar Negeri
Kerusuhan Demo Amerika Serikat Tewaskan 1 Orang, Ramai Kecam Donald Trump Termasuk Barack Obama
Dalam beberapa kesempatan, Trump sudah menyerukan kepada pendukungnya untuk menyerbu Gedung Capitol guna menghentikan kemenangan Biden.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON DC - Prsiden AS Donald Trump ramai-ramai dihujat atas kerusuhan saat demonstrasi di Gedung Capitol yang menewaskan satu orang.
Seorang perempuan dilaporkan ditembak di dada saat massa berusaha merangsek masuk gedung parlemen pada Rabu sore waktu setempat (6/1/2020).
Adapun anggota Kongres AS bertemu guna melakukan agenda seremonial, yakni mengesahkan hasil Dewan Elektoral tentang kemenangan Joe Biden.
Dalam beberapa kesempatan, Trump sudah menyerukan kepada pendukungnya untuk menyerbu Gedung Capitol guna menghentikan kemenangan Biden.
Presiden 74 tahun itu berkali-kali mengeklaim, tanpa disertai bukti, bahwa dia seharusnya menang dalam Pilpres AS namun dicurangi.
Pemimpin serikat buruh Richard Trumka menyatakan, kerusuhan dalam demo AS ini adalah serangan terbesar terhadap demokrasi terbesar sejak Perang Saudara (1861-1865).
"Upaya kudeta hari ini (Rabu) terjadi karena selama bertahun-tahun, Trump menyebarkan racun konspirasi, kebencian, dan kebohongan ke pendukungnya," tegasnya.
CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon juga menyalahkan sang presiden, meski tidak menyebut namanya secara langsung, dikutip AFP Kamis (7/1/2021).
"Pemimpin kita bertanggung jawab menghentikan kekerasan, menerima hasil pemilu, dan mendukung transisi kekuasaan sesuai tradisi demokrasi kita yang berusia ratusan tahun."
Anggota DPR AS yang berasal dari partai Trump, Republik, juga ikut mengecam atas unjuk rasa yang membuat para politisi dievakuasi.
Anggota Kongres Mike Gallagher mengunggah video di Twitter, di mana dia mengungkapkan tengah berlindung di kantornya.
Gallagher mengatakan massa menyerbu Gedung Capitol dan terlibat bentrok dengan kepolisian saat berupaya menembus Statutory Hall.
"Ini adalah sampah Republik Pisang yang kita lihat saat ini," ujar Gallagher dalam videonya seperti diwartakan Daily Mail.
Republik Pisang merujuk pada istilah di mana sebuah negara mengalami kondisi politik dan pemerintahan yang tidak stabil.
Kecaman tak kalah keras disuarakan oleh pendahulu Trump, mantan presiden Barack Obama, yang menyebut insiden di Washington adalah ulah penggantinya.