Luar Negeri

Kerusuhan Demo Amerika Serikat Tewaskan 1 Orang, Ramai Kecam Donald Trump Termasuk Barack Obama

Dalam beberapa kesempatan, Trump sudah menyerukan kepada pendukungnya untuk menyerbu Gedung Capitol guna menghentikan kemenangan Biden.

Editor: Faisal Zamzami
Kompas.com
Massa pendukung Donald Trump demo di gedung Capitol 

Tembakan dan bahan gas air mata dilepaskan.

"Dalam pengalaman saya dalam 50 tahun dalam penegakan hukum, ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata John Magaw, mantan Direktur Dinas Rahasia.

"Koordinasi keamanan hampir berantakan. Kami menyaksikan kemerosotan hukum dan ketertiban di AS.

Itu hanya menjadi kekacauan. Saya tidak melihat tanda apa pun bahwa presiden saat ini akan berdiri dan memimpin seperti yang dipimpin presiden masa lalu," kata Magaw.

"Demokrasi kita berada di tepi jurang."

Ed Davis, mantan komisaris Departemen Kepolisian Boston, mengatakan, penegakan hukum seharusnya lebih siap.

Menurutnya, harus ada kemauan politik untuk menempatkan sumber daya untuk menghentikan kerusuhan yang memanas.

Kejadian ini menurutnya adalah hasil dari kurangnya kemauan politik untuk mengendalikan upaya pemberontakan.

"Apa yang terjadi di sini adalah kegagalan kolosal, dan saya yakin itu kegagalan politik yang sangat besar, bukan di pihak polisi," kata Davis.

"Mereka kalah jumlah dan dikalahkan."

Tidak jelas apakah Departemen Kehakiman atau Departemen Keamanan Dalam Negeri terlibat dalam mengoordinasikan tanggapan penegakan hukum yang kuat dengan Kepolisian Capitol AS.

Mereka seharusnya memiliki yurisdiksi di wilayah tersebut sebelum protes.

Agen federal mengerahkan sejumlah besar agen selama protes musim panas lalu di Washington dan beberapa kota lain setelah kematian George Floyd.

Video di media sosial, yang belum dapat diverifikasi secara independen oleh USA TODAY, menunjukkan pria berseragam polisi mengambil foto narsis dan menghilangkan penghalang luar ruangan untuk para perusuh.

Bennie Thompson, Ketua Komite Keamanan Dalam Negeri DPR, mengatakan peninjauan peristiwa Rabu (6/1/2021), "akan menentukan kegagalan apa yang terjadi dan mengapa."

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved