Tanggapi Kematian Pramugari yang Dibunuh, Manny Pacquiao Janjikan Rp 141 Juta Demi Ungkap Pelaku
Pacquiao, siap memberikan imbalan uang bagi pihak yang berhasil mengungkap orang yang bertanggung jawab atas kematian Christine Angelica Dacera.
Dokter pun menyatakan sang pramugari sudah meninggal dunia sewaktu dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Pacquiao sendiri mengenal akrab Dacera yang masih berusia 23 tahun ini.
Bahkan, ia mengenal sang pramugari terlebih dahulu, sebelum mengetahui keluarga Dacera.
Polisi setempat mengajukan tuntutan atas meninggalnya sang pramugari cantik lewat kasus pembunuhan dan pemerkosaan.
Pacquiao pun ikut buka suara dan membantu atas meninggal rekannya itu demi bisa menegakkan keadilan.
Tak ingin kasus yang sama terulang, Manny Pacquiao yang telah lama mendorong kebangkitan hukuman mati mencoba lagi mengangkat hal tersebut kali ini.
"Hal yang paling tidak saya sukai dari semuanya adalah pemerkosaan yang berujung pembunuhan, jadi saya mendorong hukuman mati," kata Pacman, dikutip dari laman New York Post.
Baca juga: 30 Tahun Berumah Tangga, Suami-Istri Ini Syok Saat Tahu Ternyata Mereka Satu Ayah, Terpaksa Cerai
Meskipun demikian, keinginan Pacquiao untuk menghidupkan kembali adanya hukuman mati tak berjalan mulus.
Pihak Komisi Hak Asasi Manusia (CHR) setempat, menilai bahwa hukuman mati tidak akan menyelesaikan akar penyebab kekerasan seksual yang berujung pembunuhan di Filipina.
CHR menilai, hukuman mati tidak akan menyelesaikan akar penyebab kekerasan seksual yang berujung pembunuhan di Filipina.
Juru bicara CHR, Jacqueline Ann de Guia menyatakan memberikan pernyataan untuk menanggapi seruan Manny Pacquiao.
"Komisi menyangkal seruan untuk memberlakukan kembali hukuman mati jika terbukti bahwa kematian Christine akibat kekerasan seksual," dikutip dari ASBS CBN
"Sementara pelaku pemerkosaan dan bentuk kekerasan seksual lainnya harus dimintai pertanggungjawaban, hukuman mati tidak akan benar-benar mengatasi masalah tersebut," juru bicara CHR Jacqueline Ann de Guia mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Kurangnya akses terhadap keadilan bagi para korban kekerasan seksual dan keluarga mereka serta kebencian terhadap perempuan dan impunitas dalam masyarakat kami yang berkepanjangan adalah akar penyebab pelanggaran ini," tambah De Guia.
Pihak CHR sendiri juga melakukan peneguran terhadap kepolisian setempat yang mengancam responden atas pengaduan pemerkosaan dan pembunuhan yang diajukan oleh pihak korban.