Internasional
Interpol Buru Dua Warga Rusia dan Satu Pria Portugal, Pemilik Bahan Kimia yang Meledak di Beirut
Interpol telah mengeluarkan pemberitahuan untuk dua warga Rusia dan satu pria Portugal atas bahan kimia yang meledak di Beirut.
SERAMBINEWS.COM, BEIRUT - Interpol telah mengeluarkan pemberitahuan untuk dua warga Rusia dan satu pria Portugal atas bahan kimia yang meledak di Beirut.
Bahan kimia itu disimpan di pelabuhan kota selama enam tahun hingga meledak pada Agustus 2020.
Dilansir AP, Selasa (12/1/2021) ledakan 4 Agustus 2020 itu menewaskan 200 orang, melukai ribuan orang, dan menyebabkan kerusakan parah di Beirut.
Pemerintah Lebanon mengatakan Pemberitahuan Merah yang diterbitkan Interpol untuk pemilik dan kapten kapal Rhosus, membawa 2.750 ton amonium nitrat ke Lebanon pada 2013.
Serta pedagang nitrat Portugal yang mengunjungi gudang pelabuhan di Beirut pada 2014 di mana bahan itu disimpan.
Baca juga: Jet Tempur dan Drone Israel Terbang Rendah di Beirut, Warga Lebanon Mulai Gelisah
Pemberitahuan tersebut merupakan permintaan tidak mengikat kepada lembaga penegak hukum di seluruh dunia untuk mencari dan menangkap buronan.
Tetapi, bukan surat perintah penangkapan dan tidak membutuhkan otoritas untuk menangkap tersangka yang dicari.
Jaksa penuntut Lebanon, Ghassan Khoury, telah meminta Interpol untuk mengeluarkan pemberitahuan itu.
Agensi tidak memberikan nama ketiganya.
Tetapi media lokal mengidentifikasi mereka sebagai mantan kapten kapal Boris Prokoshev dan Igor Grechushkin.
Seorang pengusaha Rusia yang tinggal di Siprus yang telah membeli kapal kargo pada 2012. Pria
Pria Portugal itu diidentifikasi sebagai Jorge Manuel Mirra Neto Moreira.
Baca juga: Patung Perunggu Jenderal Iran di Lebanon Memicu Kontroversi
Amonium nitrat, bahan yang sangat mudah meledak yang digunakan dalam pupuk, bahkan seharusnya tidak ada di Lebanon.
Ketika Rhosus berlayar dari pelabuhan Laut Hitam Georgia di Batumi, ia menuju ke pelabuhan Beira di Mozambik.
Prokoshev, mantan kapten, mengatakan kepada The Associated Press beberapa hari setelah ledakan bergabung dengan kapal di Turki pada 2013.