Fenomena Tanah Bergerak

Hasil Survei Geologi, Tanah di Gampong Lamkleng, Kuta Cot Glie Bergerak Secara Rotasional

Tim survei geologi dari Program Studi (Prodi) Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK) sudah turun ke lokasi tanah bergerak

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/ASNAWI LUWI
Tim Teknis Geologi Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, turun ke Gampong Lamkleng, Kecamatan Cot Glie, Aceh Besar untuk mengecek penyebab terjadinya pergeseran tanah yang semakin meluas, Rabu (13/1/2021). 

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tim survei geologi dari Program Studi (Prodi) Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK) sudah turun ke lokasi tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Rabu (13/1/2021) siang.

Tim ini terdiri atas empat dosen, satu asisten dosen, dan dua laboran teknik geologi. Tim dipimpin langsung oleh Ketua Prodi Teknik Geologi FT USK, Dr Bambang Setiawan ST, MSc.

Hasil survei tersebut pada malam ini sudah dilaporkan kepada Rektor USK, Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng.

Kemudian, rektor menginformasikan hasilnya kepada Serambinews.com di Banda Aceh.

Hasil survei tersebut diawali dengan laporan kejadian bahwa pada tanggal 10 Januari 2020 fenomena gerakan tanah terjadi di Desa Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie.

Berdasarkan informasi warga, fenomena gerakan tanah ini semakin hari semakin meningkat.

Baca juga: Penduduk Dianjurkan Mengungsi, Ini Penyebab Tanah Bergerak di Kuta Cot Glie, Aceh Besar

Realitas inilah yang mendorong sehingga pada tanggal 13 Januari 2021 Tim Teknik Geologi USK turun ke lapangan untuk melakukan survei awal dalam rangka mempelajari fenomena alam tersebut.

Berdasarkan peta geologi regional yang dibuat oleh Bennet dkk (1981), kawasan Lamkleng terbentuk dari endapan undak tua yang terdiri atas endapan lempung, lanau, pasir, dan kerikil.

Pengamatan di lapangan membuktikan bahwa endapan tanah yang bergerak di atas permukaan berupa lempung sampai dengan lempung berpasir dan kerikil.

Namun demikian, beberapa sampel tanah sudah diambil dari lapangan untuk selanjutnya dianalisis di laboratorium untuk mendapatkan nilai sifat fisik tanah.

Dari hasil survei itu disebutkan bahwa lokasi fenomena gerakan tanah berada di lereng sungai yang curam sehingga gerakan tanah sangat dimungkinkan untuk terjadi.

Baca juga: VIDEO Fenomena Tanah Bergeser Semakin Aktif di Aceh Besar, Warga Panik 14 Rumah Terancam Ambruk

Baca juga: Begini Cara Pilih Hingga Menyimpan Tempe Agar Tahan Lama dan Rasanya Tetap Enak

Gerakan tanah

Berdasarkan hasil analisis awal, Tim Teknik Geologi USK menyimpulkan bahwa jenis gerakan tanah yang terjadi di Gampong Lamkleng merupakan jenis gerakan tanah rotasional (berputar).

Putarannya ke arah sungai yang melintasi desa tersebut, yakni Krueng (Sungai) Aceh.

Berdasarkan amatan para surveyor, mahkota longsor (crown) terlihat jelas berupa rekahan di permukaan tanah.

Dalam survei awal ini, tim sudah melakukan survei dengan cara memetakan lokasi-lokasi 'crown' dan 'main scarp', serta lokasi 'toe' yang berada pada bagian bawah lereng.

Baca juga: Tanah Bergerak Gampong Lamkleng, Dua KK Telah Mengungsi

Menurut Dr Bambang Setiawan, survei lanjutan dilakukan mulai Kamis besok (14/1/2021) sampai dengan lima hari ke depan.

Dalam survei lanjutan ini, Tim Teknik Geologi USK akan mulai membuat beberapa titik kontrol di atas bagian tanah yang saat ini masih bergerak.

Selanjutkan, titik kontrol tersebut diamati setiap harinya untuk mendapatkan nilai vektor dan kecepatan gerakan tanah di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar.

Tim survei awal ini terdiri atas Dr Bambang Setiawan (Ketua Prodi Teknik Geologi USK),

Ibnu Rusydy M.Sc (Dosen Teknik Geologi/Sekjur Teknik Kebumian USK), Nafisah Al-Huda MT (Dosen Teknik Geologi USK), Khairil Umam ST (Laboran Teknik Geologi USK),

Intan Mutia ST (Laboran Teknik Geologi USK), dan Juelyan ST (Asisten Dosen Teknik Geologi, USK).

Baca juga: Tim Prodi Teknik Geologi USK akan Selidiki Fenomena Tanah Bergerak di Kuta Cot Glie Aceh Besar

Baca juga: Media Asing Sorot Kebijakan Vaksin di Indonesia, Utamakan Muda daripada Lansia, Berbeda dengan Lain

Sebelumnya, berdasarkan pandangan secara kasatmata (tanpa alat untuk survei kebumian), Dr Nazli Ismail sudah menyimpulkan bahwa terjadinya tanah bergerak dan rekahan memanjang tersebut disebabkan oleh tanahnya sudah jenuh terhadap air.

Kejadian ini, kata Nazli, erat kaitannya dengan tingginya curah hujan dalam sepekan terakhir di wilayah Aceh Besar dan Banda Aceh, sehingga menyebabkan tanah labil.

Kebetulan, lokasi tanah bergerak itu hanya sekitar 30 meter dari Krueng Aceh.

Rekahannya pun memanjang mengikuti alur sungai. Tebing tanah pun miringnya ke arah sungai.

Semua ini berkontribusi terhadap terjadinya fenomena tanah bergerak dan merekah dengan kedalaman sekitar 30-40 cm.

Baca juga: Semakin Heboh di Aceh Besar, Tanah Aktif Mengalami Pergeseran, Warga Lamkleng Semakin Was-Was

"Saat saya amati hari ini, kedalamannya bahkan mulai bertambah, dari 40 menjadi 70 cm. Ini menandakan tanahnya terus bergerak ke arah sungai," kata Nazli Ismail menjawab Serambinews.com via telepon, Rabu siang.

Karena pertimbangan bahwa tanah tersebut masih terus bergerak dan rekahannya kian melebar, Nazli menyarankan agar penduduk yang bermukim di kawasan itu segera mengungsi demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

Menurut Ketua Prodi Magister Ilmu Kebencanaan USK ini, untuk kondisi saat ini setidaknya tiga rumah yang kondisinya sudah sangat riskan karena berada di jalur tanah yang amblas tersebut.

Baca juga: Tak Hanya Presiden Jokowi, Ternyata Puluhan Orang Ini Juga Telah Menerima Vaksin Covid-19 Sinovac

Belasan rumah lainnya terletak agak jauh, tapi tetap berada di zona yang berisiko tinggi.

"Semua mereka saya anjurkan segera mengungsi dan sebaiknya nanti jangan lagi bermukim di situ. Kondisinya riskan," kata Dosen Prodi Fisika FMIPA USK ini. (*)

Baca juga: BERITA POPULER – Kematian Pramugari, Postingan Pramugara Sriwijaya, Pembunuhan Gadis Aceh di Medan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved