Tanah Bergerak di Aceh Besar

Tim Prodi Teknik Geologi USK akan Selidiki Fenomena Tanah Bergerak di Kuta Cot Glie Aceh Besar

Tim Prodi Geologi Universitas Syiah Kuala akan berkunjung ke lokasi tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar.

FOR SERAMBINEWS.COM
Fenomena tanah bergerak yang membentuk rekahan memanjang di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Selasa (12/1/2021). 

Laporan Yarmen Dinamika | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tim survei dari Program Studi (Prodi) Teknik Geologi pada Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (FT USK) hari ini atau paling telat besok akan berkunjung ke lokasi tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar.

Tim survei lapangan ini terdiri atas sejumlah dosen dan mahasiswa Prodi Teknik Geologi.

Ketua Prodi Teknik Geologi FT USK, Dr Bambang Setiawan ST MEngSc juga berniat untuk datang langsung dan memimpin tim ini.

"Kita ke lokasi untuk coba mempelajari sepintas kondisi lokasi kejadian. Informasi lebih lanjut, setelah saya dapatkan data lapangan akan saya share ke wartawan," kata Bambang Setiawan menjawab Serambinews.com, Rabu (13/1/2021) siang.

Ditanya, apakah kejadian tanah bergerak itu merupakan fenomena likuefaksi, Bambang Setiawan mengatakan, masih harus disurvei terlebih dahulu, baru bisa ditarik kesimpulan.

Begitupun, per definisi ia sebutkan bahwa likuifaksi merupakan bencana yang sifatnya dinamis di mana kejadian itu harus ada pemicunya dalam bentuk getaran atau gelombang yang membuat muka air tanahnya naik dengan tiba-tiba.

Ditanya lebih lanjut, apakah peristiwa itu karena efek gempa yang terjadi di Sabang beberapa hari lalu atau karena muka air Krueng Aceh naik akibat hujan deras akhir-akhir ini, Bambang menduga kemungkinan besar akibat hujan deras.

"Tapi untuk pastinya, kami harus ke lapangan," kata Bambang Setiawan.

Kunjungan tim survei dari Teknik Geologi USK hari ini atau besok diharapkan akan menjawab secepatnya mengapa fenomena tanah bergerak itu terjadi di Gampong Kleng, Kecamatan Kuta Cot Glie pada awal tahun ini.

Pakar geologi ini sudah melakukan banyak studi terkait potensi likuefaksi (pembuburan tanah dan batuan) di Aceh.

Di antaranya di Krueng Sabee, Aceh Jaya, di Meulaboh, Aceh Barat, juga di kawasan pinggir kali Krueng Aceh, Banda Aceh, akibat gempa 9,3 skala Richter yang mengguncang Aceh pada 26 Desember 2004.

Di tiga titik itu dia temukan bukti likuefaksi, tapi kejadian tersebut tidak begitu menonjol karena setelah gempa besar langsung diikuti dengan tsunami dahsyat, sehingga kejadian tsunamilah yang paling menonjol dan diingat publik.

Padahal saat itu, kata Bambang, di pinggir pantai Krueng Sabee terjadi fenomena likuefaksi.

Ditandai dengan munculnya alur baru yang memanjang dan tanah di sisinya terlihat seperti naik.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved