Syekh Ali Jaber Meninggal
Mengenal Syekh Ali Jaber, Rela Pindah dari Tanah Kelahirannya di Madinah, Hinggga Wafat di Tanah Air
Sejak tahun 2008, Syekh Ali Jaber mulai berdakwah di Indonesia dan resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada tahun 2012.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Satu di antara tokoh pendakwah kondang Tanah Air, Syekh Ali Jaber meninggal dunia pada pukul 08:30 WIB, di Rumah Sakit Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta, Kamis (14/1/2021).
Almarhum menutup usia tepat di umur 45 tahun.
Kabar duka tersebut berhembus dari unggahan Ustaz Yusuf Mansur. Ia mengaku sangat terpukul kehilangan sosok pendakwah ikhlas dan seorang ahli Al-Qur'an.
Disebut-sebut, Syekh Ali Jaber rela meninggalkan kampung halamannya di Madinah demi bisa berdakwah di Tanah Air.
"Kita kehilangan Ahli Quran, kita kehilangan pejuang Quran, kita kehilangan seorang da'i yang ikhlas, dia meninggalkan negaranya, Madinah untuk Indonesia, mau pindah kewarganegaaran demi pindah ke Indonesia," ungkap Ustaz Yusuf Mansur dalam unggahannya di Instagram, Kamis (14/1/2021).
Siapa sosok Syekh Ali Jaber?
Bernama lengkap Ali Saleh Muhammad Ali Jaber atau Syekh Ali Jaber adalah seorang pendakwah dan ulama asal Madinah yang berkewarganegaraan Indonesia.
Baca juga: Syekh Ali Jaber Meninggal, Anak Pertama dari 12 Bersaudara yang Meneruskan Perjuangan Sang Ayah
Syekh Ali Jaber lahir di Madinah, Arab Saudi pada 3 Februari 1976 atau dalam penanggalan Hijriah bertepatan dengan 3 Shafar 1396 H.
Syekh Ali Jaber menjalani pendidikan formal dari ibtidaiyah hingga Aliyah di Madinah.
Usai lulus sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Alquran pada tokoh dan ulama ternama di Arab Saudi.
Sejak tahun 2008, Syekh Ali Jaber mulai berdakwah di Indonesia dan resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada tahun 2012.
Dia dikenal sebagai salah satu juri di acara Hafidz Indonesia yang tayang di stasiun RCTI setiap bulan Ramadan.
Kehidupan Pribadi
Melansir Tribunnews Wiki, Ali Saleh Muhammad Ali Jaber merupakan sulung dari 12 bersaudara yang lahir di Madinah, Arab Saudi.
Syekh Ali Jaber sejak kecil telah mendapat bimbingan agama dari sang Ayah.
Ayahnya adalah seorang penceramah agama yang mengharapkan Ali Jaber sebagai anak pertama, bisa seperti dirinya.
Baca juga: Syekh Ali Jaber, Ulama Madinah yang Dianugerahi Kewarganegaraan Indonesia Karena Ketulusan Berdakwah
Sejak kecil, Syekh Ali Jaber telah belajar Al Quran dan merasa punya tanggung jawab atas cita-cita ayahnya.
Di usia 10 tahun, Syekh Ali Jaber telah menghapal 30 Juz Al Quran, bahkan di umur 13 tahun ia diamanahi untuk menjadi Imam Masjid di salah satu Masjid Kota Madinah.
Syekh Ali Jaber mengenyam pendidikan formal dari ibtidaiyah hingga aliyah di Madinah.
Usai lulus sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Al Quran pada tokoh dan ulama ternama Arab Saudi.
Selama perjalanannya dalam belajar agama, ia rutin mengajar dan berdakwah di mana-mana, khususnya di tempat ia tinggal, di Masjid tempat ayahnya mensyiarkan Islam dan ilmu Al Quran.
Selama di Madinah, ia juga aktif sebagai guru hafalan Al Quran di Masjid Nabawi dan menjadi imam shalat di salah satu Masjid di Kota Madinah.
Pada tahun 2008, Syekh Ali Jaber menikah dengan Umi Nadia, wanita asal Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Keduanya, hingga tahun 2020 telah dikaruniai seorang anak yang diberi nama Hasan.
Pendidikan
Syekh Ali Jaber menempuh pendidikannya dari formal hingga nonformal di Madinah, Arab Saudi.
Pendidikan formalnya dari tingkat ibtidaiyah hingga aliyah diselesaikannya dari tahun 1989 hingga 1995.
Baca juga: Syekh Ali Jaber Meninggal Dunia, Ustad Yusuf Mansyur Sambil Menangis: Kita kehilangan Ahlul Quran
Usai lulus dari sekolah menengah, Syekh Ali Jaber mulai menekuni pendidikan khusus pendalaman Alquran pada berbagai tokoh dan ulama ternama di dalam maupun luar Madinah atau Arab Saudi.
Guru-guru yang mengajar Syekh Ali Jaber tentang pendalaman Alquran antara lain:
- Syekh Muhammad Husein Al Qari’ - Ketua Ulama Qira’at di Pakistan
- Syekh Said Adam - Ketua Pengurus Makam Rasulullah
- Syekh Khalilul Rahman - Ulama Alquran di Madinah dan Ahli Qiraat
- Syekh Khalil Abdurahman - seorang ulama ahlul Quran di Kota Madinah
- Syekh Abdul Bari’as Subaity - Imam Masjid Nabawi dan Masjidil Haram
- Syekh Prof. Dr. Abdul Azis Al Qari’ - Ketua Majelis Ulama Percetakan Al-Qur’an Madinah dan Imam Masjid Quba
- Syekh Muhammad Ramadhan - Ketua Majelis Tahfidzul Qur’an di Masjid Nabawi
Karier Dakwah
Selama penggemblengan dirinya, Syekh Ali Jaber rutin mengajar dan berdakwah khususnya di tempat tinggalnya dan Masjid tempat ayahnya mensyiarkan Islam dan Ilmu Alquran.
Selama di Madinah, ia juga aktif sebagai guru hapalan Alquran di Masjid Nabawi dan menjadi imam salat di salah satu Masjid Kota Madinah.
Baca juga: PROFIL Syekh Ali Jaber, Ulama asal Madinah yang Sudah Hafal 30 Juz Al-Quran di Usia 10 Tahun
Pada tahun 2008, Syekh Ali Jabir terbang ke Indonesia menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), asal istrinya tinggal.
Di sini ia menjadi guru hafalan Alquran, Imam salat, dan khatib di Masjid Agung Al-Muttaqin Cakranegara Lombok, Indonesia.
Kariernya berlanjut saat ia diminta menjadi Imam salat tarawih di Masjid Sudan Kelapa, Menteng, Jakarta.
Selain itu, ia juga menjadi pembimbing tadarus Alquran dan imam salat Ied di Masjid Sunda kelapa, Menteng, Jakarta.
Kehadiran Syekh Ali Jaber mendapat sambutan baik oleh masyarakat Indonesia karena dakwahnya yang menyejukkan, penyampaiannya sangat rinci dilengkapi dengan ayat-ayat Alquran dan hadits.
Sejak saat itu, Syekh Ali Jaber mulai sering dipanggil keliling Indonesia untuk syiar Islam.
Pada tahun 2012, ketulusannya dalam berdakwah, membuatnya dianugerahi kewarganegaraan Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sejak itu pula ia rutin mengisi acara Damai Indonesiaku di TvOne dan menjadi juri Hafizh Indonesia di stasiun televisi RCTI.
Untuk menyiarkan Islam lebih efektif dan melahirkan para penghafal Alquran di Indonesia, ia mendirikan Yayasan Syekh Ali Jaber yang berkantor di Jatinegara, Jakarta.
Karier Syekh Ali Jaber terus mengalir, ia mulai tampil di berbagai program telivisi, bahkan ia juga mulai menjadi aktor dalam film “Surga Menanti” (2016).
Popularitas Syekh Jaber tak kalah dengan penceramah ternama Indonesia lainnya.
Meski sudah tenar lewat media, ia tetap berendah hati dan masih berkeliling menjadi khatib Jumat di masjid-masjid kecil di pelosok kota dan daerah. (Serambinews.com/Firdha Ustin)
Baca juga berita lainnya
Baca juga: Sembilan Pesenam Zumba Minta Maaf
Baca juga: Babinsa Abdya Pantau Lahan Pertanian
Baca juga: DKPP Berhentikan Anggota KIP Aceh Zainal Abidin, Ini Masalahnya