Syekh Ali Jaber Meninggal
Syekh Ali Jaber Meninggal, Anak Pertama dari 12 Bersaudara yang Meneruskan Perjuangan Sang Ayah
Sebagai anak pertama dari dua belas bersaudara, Syekh Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Safriadi Syahbuddin
Sejak kecil Ali Jaber telah menekuni membaca Al-Quran.
Ayahandanya yang awalnya memotivasi Ali Jaber untuk belajar Al-Quran, karena dalam kitab suci itu terdapat semua ilmu Allah SWT.
Dalam mendidik agama, khususnya Al-Quran dan shalat, ayahnya sangat keras, bahkan tidak segan-segan memukul bila Ali Jaber kecil tidak menjalankan shalat.
Baca juga: BREAKING NEWS - Innalillahi Wa Innailahi Raajiuun, Kabar Duka: Syeh Ali Jaber Meninggal Dunia
Ini implementasi dari hadis Nabi Muhammad SAW yang membolehkan memukul anak bila di usia tujuh tahun tidak melaksanakan shalat fardhu.
Keluarganya dikenal sebagai keluarga yang religius.
Imam Shalat Masjid Sunda Kelapa
Jadi Imam Tarawih di Masjid Sunda Kelapa Jakarta Tahun 2008, ia melebarkan sayap dakwahnya hingga ke Indonesia.
Beliau menikahi seorang gadis asli Lombok, bernama Umi Nadia, yang lama tinggal di Madinah.
Pada tahun yang sama, ia melaksanakan shalat Maghrib di masjid Sunda Kelapa Jakarta Pusat.
Selepas shalat, ada salah seorang pengurus masjid memintanya untuk menjadi imam shalat Tarawih di masjid Sunda Kelapa, karena saat itu hampir mendekati bulan Ramadhan.
Sejak itulah ia terus mendapat kepercayaan masyarakat sejumlah tempat di Indonesia.
Baca juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Tahun 2021, Begini Cara Daftar di www.prakerja.go.id
Demi menunjang komunikasinya dalam berdakwah, ia pun mulai belajar bahasa Indonesia.
Sebagai seorang hafizh, Syeikh Ali memang begitu menginginkan agar banyak di antara umat Islam Indonesia juga dapat hafal Al-Quran.
Ia ingin menjadi khadimul Quran, pelayan Al-Quran, yang mengabdikan dirinya untuk mengajarkan Al-Quran.
Menurutnya, semua bisa hafal Al-Quran, bahkan hafal AlQuran itu mudah.