Breaking News

Normalisasi Hubungan Qatar dengan Israel, Kelompok Hamas Disebut Jadi Mesin Pemulus Normalisasi

Hubungan janggal ini rupanya berkaitan dengan tekanan ekonomi Jalur Gaza.

Editor: Amirullah
https://www.freepik.com/leoaltman
Ilustrasi bendera Qatar dan Israel 

Idenya yaitu untuk memindahkan percakapan kembali dari rencana perdamaian Trump ke rencana perdamaian Palestina-Barat seperti sebelumnya.

Meski begitu AS masih mempertahankan hubungan dekat dengan Qatar.

Terbukti dengan pangkalan militer AS di Timur Tengah justru ditempatkan di Qatar.

Kombinasi koneksi AS dengan kemampuan Qatar mencegah Hamas memulai perang seperti yang terjadi tiga kali antara 2009-2014 adlaah bagian yang membuat Israel melalui Mossad siap untuk bersepakat dengan Doha atas isu Gaza.

Bahkan meskipun Yerusalem berang dengan banyak penyebab dan kelompok Islami yang didukung oleh Qatar, serta hubungan Qatar dengan Iran.

Baca juga: Jadi Calon Kapolri, Segini Rincian Gaji dan Tunjangan Komjen Listyo Prabowo Jika Resmi Dilantik

Namun akhirnya dengan persetujuan Israel serta seringnya keterlibatan langsung direktur Mossad Yossi Cohen, Qatar telah secara berkala menyediakan jutaan dolar untuk Hamas agar menjaga situasi ekonomi mereka tetap stabil sehingga mereka tidak ciptakan perang.

Saat Hamas panik pembayaran akan berakhir Agustus, Cohen dilaporkan terus meyakinkan Doha untuk terus membiayai Hamas, meskipun ekonomi Qatar juga lumpuh karena pandemi Covid-19.

Namun saat Mossad dan Israel diserang dengan pernyataan jika mereka bertugas sebagai pria penengah untuk mendanai Hamas, Cohen menyerang balik dengan mengatakan pendanaan tersebut bersifat kemanusiaan dan mencegah perang.

Oktober lalu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin kunjungi Qatar tapi menolak mengatakan media Israel apapun mengenai apakah Qatar akan menjadi negara selanjutnya yang menormalisasikan hubungan dengan Israel.

Ia juga tidak mau mengatakan apakah AS akan menjual F-35 ke Qatar.

Baca juga: Hasil Autopsi Ungkap Penyebab Kematian Pramugari Filipina, Bukan karena Diperkosa

Kemudian di bulan yang sama, Menteri Intelijen Israel Eli Cohen mengatakan kepada Army Radio jika untuk melestarikan batasan kualitatif militernya, Israel akan meminta AS tidak menjual jet tempur F-35 ke Qatar.

"Bagi kami, wilayah kami belum menjadi Swiss. Israel adalah negara paling terancam, tidak hanya di Timur Tengah, tapi di seluruh dunia, dan karenanya, kita perlu melestarikan superioritas kami," ujarnya.

Sementara pada pertengahan Desember, Rabbi Marc Schneier, petugas tidak resmi untuk normalisasi dengan negara-negara Teluk mengatakan kepada Jerusalem Post jika "aku tidak akan senang sebelum melihat Qatar, Saudi, Oman dan Kuwait bergabung dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain. Setelah itu Anda akan melihat transformasi.:

Qatar sedang mempersiapkan Piala Dunia, dan menurut Schneier itu waktu yang cocok untuk Israel.

"Qatar sangat bersemangat menerima Israel di Piala Dunia," ujarnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved