Fenomena Tanah Bergerak

Diduga, Ini Faktor Baru Penyebab Tanah Bergerak di Kuta Cot Glie, Aceh Besar

permukaan tanah di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar terus menurun dari hari ke hari

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/ASNAWI LUWI
Tanah Bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar semakin parah mencapai dua meter, Sabtu (16/01/2021). 

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Meski permukaan tanah di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar terus menurun dari hari ke hari, tetapi penyebab utama terjadinya fenomena geologis itu belum terjawab secara pasti.

Kalaupun ada klaim pihak tertentu tentang penyebabnya itu masih bersifat asumsi atau klaim sepihak setelah melakukan observasi beberapa jam di lokasi kejadian.

Dr Nazli Ismail, misalnya, meyakini fenomena tanah bergerak yang terjadi sejak 10 Januari lalu itu disebabkan tanah di Gampong Lamkleng sudah jenuh terhadap air setelah berhari-hari turun hujan lebat menjelang tanggal 10 Januari 2021 dan setelahnya.

Kebetulan, kata Ketua Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala (USK) ini, lokasi tanah bergerak tersebut hanya sekitar 300 meter dari Sungai (Krueng) Aceh.

Rekahannya pun memanjang mengikuti alur sungai. Tebing tanah pun miringnya ke arah sungai.

Baca juga: BERITA POPULER – Pria Beristri 5 Ditangkap di Pidie, Tanah Bergerak, Suami Gerebek Istri di Meulaboh

Ketika hujan turun deras dan tanahnya labil, kata Nazli, semua itu berkontribusi terhadap terjadinya fenomena tanah bergerak di Lamkleng yang kedalamannya kini sudah hampir 2 meter.

Selain Nazli, ada lagi ilmuwan yang berpendapat tentang penyebab terjadinya fenomena tanah longsor atau tanah amblas di Gampong Lamkleng itu.

Dia adalah Khairul Umam ST MSc, Laboran Teknik Geologi Fakultas Teknik USK.

Saat berkunjung ke lokasi Sabtu (16/1/2021), untuk tahap awal Khairul menyimpulkan bahwa pergerakan tanah yang terjadi di Lamkleng itu akibat rayapan tanah.

Rayapan tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali.

Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan pohon atau rumah miring, bahkan tumbang.

Baca juga: Militer AS Nomor 1, Indonesia di Bawah Negara Ini, Berikut 20 Besar Kekuatan Militer Dunia

Baca juga: Tanah Bergerak, Warga Diminta Mengungsi

"Kondisi tanah di bawah datar, sedangkan di atas berjalan secara perlahan-lahan," ujar Anggota Tim Survei Geologi dari Prodi Teknik Geologi USK ini kepada Serambinews.com, Minggu (17/1/2021).

Menurut Khairul, dalam peta geologi, tidak ada patahan sesar Sumatra di kawasan Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved