Fenomena Tanah Bergerak
Diduga, Ini Faktor Baru Penyebab Tanah Bergerak di Kuta Cot Glie, Aceh Besar
permukaan tanah di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar terus menurun dari hari ke hari
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
Namun, pergerakan ini murni karena kerentanan tanah.
Kondisi tanah yang rentan tak sanggup lagi menampung beban di atasnya seperti bangunan, sehingga secara perlahan-lahan lereng tanah turun, terutama saat curah hujan tinggi.
"Kemungkinan, pergerakan tanah ini bisa lambat terjadinya apabila musim kemarau," kata Khairul.
Baca juga: Anak Gajah Ditemukan di Pinggir Jalan dengan Bekas Luka dan Tak Bernyawa, Diduga Ditabrak Truk
Di luar pendapat Khairul Umam dan Nazli Ismail di atas, kini muncul klaim baru dari sejumlah mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) tentang penyebab tanah longsor di Gampong Lamkleng itu.
Para mahasiswa ini datang ke Aceh bukan khusus untuk meneliti fenomena geologis berupa pergerakan tanah di Gampong Lamkleng, Aceh Besar.
Mereka berada di Banda Aceh dan Aceh Besar justru untuk melakukan riset jejak paleotsunami (tsunami purba) di Guha Ek Luntie, Kecamatan Lhoong, Ace Besar.
Begitu mendengar kabar ada fenomena tanah bergerak di Gampong Lamkleng, para mahasiswa tersebut pun tertarik untuk datang, melihat langsung kondisinya.
Setelah berkoordinasi dengan pejabat di Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), para mahasiswa ITB itu pun difasilitasi dan dikawal untuk sampai ke Gampong Lamkleng pada 13 Januari lalu.
"Adik-adik mahasiswa dari ITB itu ingin observasi lapangan. Kita temani ke Lamkleng. Semoga memenuhi harapan mereka untuk riset," kata sumber Serambinews.com di BPBA.
Baca juga: VIRAL Cara Seram Potong Bawang Sambil Pakai Topeng Setan, ke Dapur dan Temukan Ada Keanehan
Setelah observasi lapangan beberapa jam di lapangan, para mahasiswa itu pun menarik kesimpulan bahwa pergerakan tanah di Gampong Lamkleng itu erat kaitannya dengan aktivitas galian C (material pasir dan batu) di sungai terdekat.
"Ya, begitu informasi yang saya terima dari tim mahasiswa ITB yang datang ke lokasi tanah bergerak di Gampong Lamkleng itu," kata sumber tersebut.
Ia juga merincikan pendapat tim mahasiswa ITB tersebut bahwa fenomena tanah bergerak itu merupakan akumulasi dari aktivitas galian C pada masa lalu dan masa kini.
Sumber Serambinews.com menduga, di antara akademisi dan laboran teknik geologi yang survei ke lokasi sudah ada yang tahu tentang korelasi antara fenomena tanah bergerak itu dengan aktivitas galian C di sungai terdekat.
"Namun, dugaan saya mungkin beliau tidak nyaman untuk mengungkapkannya," kata sumber Serambinews.com.
Baca juga: Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat Pada Kuartal I-2021, Ini Alasan Menkeu Sri Mulyani
Baca juga: Fenomena Alam Tanah Bergerak Lamkleng, Delapan Kepala Keluarga Sudah Mengungsi