Tanah Bergerak
Kronologi & Fakta Tanah Bergerak di Aceh Besar, Amblas sampai 3,5 Meter tapi Sebabnya Masih Misteri
Sejumlah pengujian dan penelitian sudah dilakukan oleh tim yang bersangkutan sejak kehebohan fenomena tanah bergerak ini mencuat ke publik.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
Hingga hari kesembilan, Selasa 19 Januari 2021, imbas akibat tanah bergerak di Gampong Lamkleng Kecamatan Cot Glie semakin parah.
Selain rekahan yang semakin meluas serta kedalamannya melampaui kepala orang dewasa, sejumlah pepohonan di desa itu mulai condong atau miring ke arah tebing sungai.
Beberapa makam tua pun mulai retak betonnya.
Ada juga yang batu nisannya terguling dari posisi semula.
Beberapa rumah permanen di blok longsoran juga semakin menonjolkan kerusakan.
Yaitu mengalami retak pada lantai maupun dindingnya, mengikuti alur tanah longsor di samping ataupun di belakang rumah tersebut.
Jalan aspal di desa itu pun ikut rontok bagian pinggirnya yang searah dengan blok longsoran.
4. Tanah anjlok hingga 3,5 meter
Pergerakan tanah yang tersu terjadi secara perlahan membuat permukaannya turun dengan ukuran yang bervariasi.
Hingga Rabu 20 Januari 2021, laporan wartawan Serambinews.com Asnawi Luwi berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, pergerakan tanah mengakibatkan permukaannya anjlok 2 hingga 3,5 meter.
Kondisi tanah bergerak ini semakin parah karena hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut.
Menurut penuturan seorang warga, Fakhrizal, hujan deras yang mengguyur Desa Lamkleng mulai sekitar pukul 20:00 WIB hingga menjelang subuh.
"Kejadiannya sekitar jam 3 lebih hampir subuh, hujan deras mulai habis Isya sampai pagi. Masyarakat lagi di rumah pada saat itu, lagi panik semua," ujar Fakhrizal kepada Serambinews.com.
Banyak kuburan di Desa Lamkleng menjadi rusak imbas dari tanah bergerak ini.
Di sisi lain, pondasi jembatan gantung di Gampong Lamkleng yang menghubungkan ke Gampong Tutui, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar juga ambruk.